The Real Happiness FF ONESHOOT (HyukFany Married Life / A chance sequel)

Published September 4, 2012 by fanfiction2012

The Real Happiness FF ONESHOOT (HyukFany Married Life / A chance sequel)
Cast :  SJ’s Lee Hyuk Jae, SNSD’s tiffany
Other : (you’ll found as soon as you read)
Genre : Romance, Family, RelationShip [All Age]
Author : Kim L
Note : Tadinya A chance gak pengen ku bikin lanjutannya. Tapi setelah dipikir-pikir kayanya ceritain Married life nya pasangan ini seru. Tanpa basa basi lets check this out~~~

A chance Chaptered 1
A chance last chaptered

Sunday, Febuary
Lee HyukJae POV
Kupantulkan tubuhku didepan kaca besar yang ada dihadapanku sekarang, Tuxedo putih yang membalut tubuhku dan dasi kupu-kupu yang melingkar dileherku membuat kadar ketampanku bertambah 100x lipat. Aku juga bingung mengapa aku bisa setampan ini. Aku yakin aku adalah pengantin pria yang paling tampan sepanjang sejarah pernikahan didunia.
Yapp, akhirnya hari yang sangat aku tunggu-tunggu ini datang juga. Hari dimana aku dan Tiffany akan melangkahkan dikehidupan dan lembaran baru sebagai sepasang anak manusia yang dipersatukan tuhan.
Setelah setahun menjalin kasih dengannya dan sempat berpikiran untuk meninggalkannya hanya karna sebuah masa lalu datang kembali menghampiriku, Akhirnya aku memutuskan mengakhiri masa lajangku dengan yeoja yang luar biasa ini.
Aku benar-benar gugup, aku takut aku melakukan kesalahan ketika didepan altar, atau mungkin aku terjatuh ketika berjalan kedepan altar. Sepertinya ini adalah hari tergugup yang pernah aku rasakan bahkan lebih gugup dari pada harus melakukan presentasi didepan 1000 orang penting dikorea selatan ini.

“Fiuhhhh!!!” ku hembuskan nafas ku untuk merelax kan tubuhku agar tidak terlalu gugup dan bisa melewati hari ini dengan baik.
ketika aku sedang membenarkan dasi ku, seseorang masuk memberitahu bahwa acara akan dimulai dan aku harus keluar sekarang.
Sebelum mengambil langkah keluar, ku hembuskan lagi nafasku untuk yang kesekian kalinya. Hingga akhirnya aku berada didepan pintu masuk taman dimana pemberkatan ku akan dilaksanankan. Terlihat banyak tamu yang hadir, beberapa dari mereka adalah rekan bisnisku.

Setelah menerima aba-aba dari MC aku pun segera melangkahkan kaki ku kedepan altar dengan sangat gugup, bahkan aku tidak bisa melihat ke kiri dan ke kanan lagi, mata ku terus tertuju kedepan altar.
Namun baru 5 langkah berjalan.
“chankaman, chankaman!! Hyuk jae-ssi apa kau sedang lomba berjalan? Jalan mu terlalu cepat, ulang ulang” suruh MC yang ada didepan podium dan diakhiri dengan tawa seluruh tamu. Dengan muka tembok aku pun menurutinya untuk kembali dari awal. Aisssh ini sungguh memalukan, bagaimana bisa calon pengantin pria sudah berjalan 5 langkah namun disuruh ulang oleh MC gadungan ini aku tidak habis pikir, dari mana eomma ku menemukan MC ini. ahh baiklah aku mencoba untuk tenang dan mulai berjalan selangkah demi selangkah hingga akhirnya aku sampai didepan altar bersama pendeta yang akan memberkati pernikahan ku nanti.

“Baiklah sekarang mari kita sambut pengantin kita yang cantik Tiffany Hwang *prok * prok” Ucap MC yang disambut dengan riuh tepuk tangan tamu undangan.
“eoh?!?” kejut ku ketika melihat seorang sangat amat aku kenal berjalan menuju altar dengan memakai gaun putih panjang dengan rambutnya yang digulung kebelakang dan sebuah kilauan mahkota yang bertengger diatas kepalanya membuatnya terlihat seperti tuan putri kerajaan.
Apakah ini calon pengantin ku? ia benar-benar terlihat beda dari biasanya, kali ini tiffany sangat cantik dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya. Fany berjalan ditemani Pamannya atau lebih tepatnya adik dari mediang ayah tiffany aku memanggilnya Hwang ahjussi, ia berjalan dengan sangat tenang dan anggun, berbeda sekali dengan ku yang berjalan seperti sedang dikejar sekawanan harimau lapar.
Aku masih tertegun melihat kecantikan pengantinku ini hingga aku tidak sadar bahwa Tiffany sudah didepan altar dan Hwang ahjussi pun menyerahkan tangan Fany untuk ku. Dengan segera aku menyambutnya, dan mendekatkan wajahku ke telinga yeoja yang sebentar lagi akan sah menjadi milik ku ini.
“Kau sangat cantik” bisik ku, tak lama aku bisa lihat wajahnya yang memerah walau sudah tertutupi blush on. Benar-benar cantik

***
Akhirnya acara pemberkatan pun selesai, aku sedikit lega karna hari ini begitu cerah sehingga keputusanku untuk membuat garden party tidak salah. Satu persatu aku menghampiri setiap rekan bisnis ku yang sudah meluangkan waktunya untuk menjadi saksi pernikahan ku dengan tiffany siang ini. Aku bisa merasakan senyum hangat yang tiffany keluarkan adalah senyum bahagianya. Tangannya juga sedari tadi enggan dilepaskannya dari lenganku, membuat iri setiap mata yang melihat pemandangan kami.
Namun ketika aku dan tiffany sedang keliling mengampiri setiap tamu yang datang, tiba-tiba aku mendengar namaku terpanggil yang menurutku suara dan ketidak sopanannya ini tidak asing bagiku
“Hyukjae-aa!!” segera ku tolehkan tubuhku ke sumber suara tersebut
“ahh hyung!!! Jung soo hyung. Bagaimana kabar mu? Aisssssh” segera kepeluk tubuh yang selama bertahun tahun ini aku tidak pernah tau bagaimana lagi kabarnya. Mungkin jika aku tidak menyuruh asisten ku untuk mencarinya, ia tidak akan datang ke acara pernikahan ku ini.
“ahahahahah aku juga sangat merindukanmu hyuk!! Trima kasih kau masih mengingatku” ucapnya seraya melepaskan pelukan kami. Terakhir aku bertemu dengannya adalah sehari sebelum aku pergi ke london 7 tahun yang lalu, dan setelah itu aku tidak pernah tau lagi kabarnya. Banyak perubahan yang aku lihat dari tubuh jungsoo hyung saat ini terutama tubuhnya yang semakin berisi.
“Ini pengantinmu? Ck!! Aku tidak tau mengapa kau selalu mendapatkan gadis gadis cantik. Tiffany Anyeong, cheoneun Park jung soo imnida. aku sudah mengenal anak nakal ini dari semenjak kuliah. Jadi jika ia menyakitimu katakan saja padaku, akan kupukul kepalanya” lanjutnya seraya mengenalkan dirinya terhadap tiffany, yang sukses membuat tiffany disebelahku tersipu malu mendengarnya
“ahahah baiklah jung soo-ssi” jawab tiffany
“ahh aniyo, tidak perlu seformal itu. panggil saja aku oppa” aku hanya bisa tertawa mendengar ini
“ahahah hyung, umurmu sudah tidak pantas untuk dipanggil oppa. ani ani ani, fany-aa kau cukup memanggilnya jung soo ahjussi” candaku lagi, aku yakin tiffany pasti heran melihat hubungan pertemanan kami. Karna ini adalah kali pertama aku mengenalkan jung soo hyung terhadapnya.
“yak!! kau ini!! umurku tidak setua itu”

Ditengah tengah sendah gurau kami, tiba-tiba ibuku mengahampiri tiffany agar dikenalkan kepada semua teman-teman ibuku. Sebenarnya ia juga menyuruhku, namun karna aku masih sibuk dengan jung soo hyung ibuku memaklumi itu, mengingat aku sudah lama tidak bertemu dengan jung soo hyung. Tentu saja Ibuku mengenal jung soo hyung, karna dulu ia sering menginap dirumah ku dan jungsoo hyung sudah dianggap seperti anak pertama dikeluarga ku.
setelah melihat tiffany diboyong ibuku, aku segera merangkul tubuh pria yang sudah sangat aku rindukan ini.
“Hyung kau sudah makan? Kajja, Disini banyak wanita cantik” ucapku seraya berjalan ke arah tempat dimana berbagai macam makanan sudah disiapkan.
“yak!! kau ini sudah menikah, masih ingin bermain-main”
“ahaha ani hyung!! Aku hanya ingin megenalkannya padamu.. eiissssh”

***

5 Months later. Monday on July
HyukFany’s House
Ku regangkan tubuhku untuk menyatukan kembali otot otot yang sempat kaku selama aku tertidur. tiba-tiba mataku menangkap pemandangan indah selama 5 bulan ini sudah menjadi sarapan rutin ku setiap pagi. Yap menatap wajah teduh tiffany ketika sedang tertidur adalah satu keajaiban terindah dalam hidupku. Ku sentuh wajah mulusnya yang tanpa tersadar membuat senyum ku tersungging setelah itu.
*chuuuu dengan sangat hati-hati ku kecup pipi kirinya, aku tidak ingin membangunkannya karna ini masih terlalu pagi untuk membangunkannya, dan lagi pula aku juga belum puas memainkan setiap lekuk wajahnya. Beberapa hari ini tiffany merasakan tubuhnya tidak enak, ia terus-terusan memutahkan isi perutnya ketika habis makan, dan sepertinya setelah seminggu aku rasa ini pertama kalinya ia bisa kembali tertidur nyenyak. Aku sudah menyuruh tiffany untuk segera ke dokter, namun ia selalu mengatakan bahwa ia hanya masuk angin. Baiklah yeoja ku ini memang sedikit keras kepala.
Aku merasakan ada pergerakan kasar dari tiffany, aku pun segera memejamkan kembali mataku. Setelah merasakan tidak ada pergerakan lagi, kubuka kembali mataku dan mendapati posisi tifany saat ini berubah menjadi membelakangi ku.

Eiy padahal aku belum puas memandangi wajahnya, hmm baiklah fany ternyata sekarang kau sedang memancing ku untuk memeluk tubuhmu, eoh?
Aku pun mendekati tubuhnya dan melingkarkan tangan kananku dipinggul kecil miliknya, sedangkan kepalaku, ku benamkan di hangatnya punggung istriku ini. Menikmati setiap helai rambutnya yang menyapa wajahku dengan lembut, merasakan pergerakan nafas yang ia hirup dan hembuskan.
ketika aku sedang menikmati aroma khas yang dikeluarkan tubuhnya, tiba-tiba aku merasakan sebuah genggaman hangat menyentuh tanganku
“fany!! apa kau terbangun?” ucapku pelan memastikan apakah ia terbangun atau tidak, namun setelah menunggu jawabannya aku tidak mendapatkan itu. ahh ternyata ia belum bangun. Ku lanjutkan lagi aksi ku dengan membenamkan wajahku dibalik punggungnya
“oppa mengapa kau senang sekali mengumpat dibalik punggungku? Apa kau tidak merasa bau? Aku belum mandi oppa” ucap suara yeoja yang sedang dalam pelukanku ini, dan dengan reflek aku segera bangit dari tidur ku
“kau sudah bangun? Mianhae, aku membangunkan mu ya?” tiffany pun merubah posisi tidurnya
“aniyo, kepalaku sedikit sakit makanya aku terbangun”
“sudah berapa kali ku bilang kau harus memeriksakan kesehatanmu” omelku seraya menatapnya yang masih terbaring
“Aku berencana kedokter nanti setelah pulang dari kantor.. umm aku ingin memelukmu!!” ucapnya seraya merentangkan kedua tagannya ke arahku mengisyratkan agar aku lebih mendekat kepadanya. Dengan segera ku baringkan tubuhku disampingnya yang langsung disambutnya dengan lingkaran tanganya diperutku dan kepalanya disenderkannya dengan nyaman di lenganku, membuat hidungku dengan leluasa bisa mencium pucuk kepalanya.

Setelah beberapa menit melayani istriku ini untuk bermanja-manja, akhirnya jarum jam pun memaksaku untuk segera bangkit dari tempat tidur dan bersiap pergi kekantor. Ahh andai aku punya waktu kosong sehari, sudah ku pastikan akan kuhabiskan hanya berdua dengan istriku yang selalu membuatku rindu ini.
“oppa!! sarapan nya sudah siap” teriak suara yang sudah sangat amat aku kenal, aku beruntung memilikinya. ditengah-tengah kesibukannya dikantor ia tetap menyempatkan waktunya untuk membuatkan ku sarapan setiap pagi. Yapp tiffany saat ini harus meneruskan perusahaan ayahnya, ia masih belum bisa untuk mempercayakan perusahan ayahnya kepada kerabat terdekatnya. Karna menurut tiffany perusahaan itu dibangun ayahnya dari Nol jadi ia harus meneruskan itu. Dan cita-cita tiffany untuk meneruskan S2 nya harus tertunda dulu untuk sementara waktu.

“Gomawo chagi-aa” ucapku seraya mengecup pipi kanannya sedikit membuatnya terkejut karna saat ini ia sedang fokus menata makanan dimeja makan.
“baiklah sekarang aku mandi dulu, kau habiskan makanan mu ya oppa” jawabnya seraya mengambil langkah pergi dari meja makan, namun dengan cepat tanganku menarik bajunya dan tiffany pun menghentikan langkahnya
“duduk, dan sarapan dengan ku! aku tidak mau kau sakit lagi. kajja!!” ku tarik bangku disebelah ku. Masih dengan posisi tanganku menarik pakaian tiffany
“tap..~”
“tidak pakai tapi! Kau tidak pernah sarapan, itulah yang membuat kondisimu melemah akhir-akhir ini” ucapku memotongnya seraya menaruh sesendok nasi ke rice bawl milik tiffany. akhirnya ia menurut untuk duduk namun aku bisa merasakan bibirnya sedang mengerucut saat ini.
Ia selalu beralasan membuat bekal dan akan memakannya dikantor, tapi aku tidak yakin ia memakannya karna menurutku apapun jika sudah dikantor akan lupa apalagi soal makan.

***
In middle Of Noon
Setelah pengadaan rapat direksi dikantor aku langsung melajukan mobilku ke arah namyangju, aku harus mengontrol cabang daehwang yang baru dibangun beberapa bulan yang lalu. Melihat orang-orang yang berjalan ditengah dinginnya kota seoul siang ini, aku jadi kepikiran tiffany. Apakah ia sudah memeriksakan kondisinya kedokter. Tanpa menunggu lama ku ambil iPhone putihku yang tergeletak manis di dashboard, namun baru aku mau menyentuh tombol cepat nomor satu, tiba-tiba handphone ku berbunyi menampakan panggilan masuk.
“ne, chagi-aa! aku baru mau menelfon mu” ucapku seraya memesang headset ditelinga agar aku lebih leluasa bicara sambil menyetir
“kau sedang dimana oppa?”
“aku sedang dijalan menuju namyangju, kau sudah makan siang?
“sudah, tadi sebelum ke dokter aku makan siang dulu dikantor”
“kau sudah ke dokter? Bagaimana katanya? Kau pasti kelelahan kan, sudah kubil~”
“aku hamil oppa” potongnya yang sukses membuat tenggorokan ku tercekat karna terkejut. Apa katanya? Hamil? Apa tiffany sedang bercanda?
“mworago?” aku coba mengeratkan telinga ku, aku takut salah dengar dengan ucapan tiffany barusan
“Ne, aku hamil oppa! kau tidak senang? Eoh??” setelah mendengar tiffany mengulang ucapanya, dengan reflek aku tertawa
“ahahahaha jinjja? Aku akan menjadi ayah? Eisssh tentu saja aku sangat senang! Apa kau sudah memberitaukan eomma dan yang lain?”
“belum, tentu saja kau orang pertama yang ku beri tau”
“ahahahah araaa~ aku ke namyangju bersama appa, nanti aku akan memberitaunya. Ia pasti sangat senang mendengar ini. Kau telfon eomma, ne!!”
“umm!! Oppa kau tidak pulang malam lagi kan?” rengeknya, membuat bibirku menyunggingkan senyum
“tidak pulang malam, tapi mungkin akan pulang pagi” canda ku
“oppaaaaa~~ awas saja jika kau berani pulang pagi”
‘aigoooo aku hanya bercanda chagi! Baiklah aku tidak akan pulang malam. Kau mau dibawakan apa? eum?”
“tidak, aku tidak ingin akan apa-apa. intiya kau cepat pulang”
‘ne, aku akan cepat pulang nyonya lee!! Baiklah nanti aku telfon lagi. sudah tau hamil kau jangan terlalu lelah, arrasso!”
“iya oppa, saranghae”
“nado”
*klik
sambungan telfon terputus, namun tidak dengan senyum dibibirku. Aku masih tidak percaya dirahim tiffany kini sedang tumbuh darah dagingku. Ahh kurasa tiada hari sebahagia hari pernikahanku, tapi mendengar tiffany hamil ternyata ini lebih membahagiakan dibanding apapun! Pantas saja akhir-akhir ini istriku itu bertambah manja dan tingkat kesensitifannya pun bertambah.

***
2 Months, Friday on September
HyukFany’s house
“chagi, air panasnya sudah siap! Sana mandi” Teriak ku seraya keluar dari kamar mandi, namun pemandangan lain nampak diujung ranjang. Terlihat tiffany sedang merebahkan tubuhnya dengan santai dikasur. Ia terlihat lelah. Ahh bagaimana tidak, ia masih melakukan kesibukannya dikantor ditengah kehamilannya yang masih terhitung muda.
“oppaaa~ aku malas mandi” rengeknya yang sukses membuat senyum jahilku reflek keluar
“apa perlu aku mandikan?”
“huh dasar yadong” dengan segera ia pun bangkit dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi.

Setelah melihat tiffany masuk ke kamar mandi, sekarang gilliranku yang merebahkan tubuh diranjang. Ahhh paling tidak aku bisa istirahat untuk sejenak saat istriku itu sedang mandi, setelah mandi aku harus menyuapinya. Inilah rutinitasku dua bulan ini, ia tidak akan mandi jika tidak memakai air hangat, eo?!? air angat??

“aaaaaaaaaaak!!!!!!! Oppaaaaaaaaa~” aku langsung bangkit dari kasurku setelah mendengar teriakan tiffany dari arah kamar mandi
“fany waeyo!!!!” ucapku seraya menggedor gedor pintu kamar mandi, dan tidak lama pintu kamar mandi pun terbuka. Aku bisa melihat wajah tiffany seperti akan siap menerkamku
“kau mau membuat aku mendidih? Atau kau ingin membuat aku mati kepanasan?” omelnya, aku sepertinya mengerti apa yang ia bicarakan. Dengan cepat aku masuk ke kamar mandi dan mencelupkan jari ku kedalam bathtube. Dan benar saja air ini sangat panas.
“ahh aku lupa menambahkannya air dingin, chagi! Kau tidak kenapa-kenapa kan?” tanyaku seraya mengecek seluruh tubuhnya memastikan bahwa semua baik baik saja
“kau sengaja ya? Supaya aku tidak menyuruh dibuatkan air hangat lagi? arrasso aku tidak akan menyuruhmmu lagi”
“aniyooo, sungguh aku tidak sengaja. Maafkan aku, ne? cah, sekarang airnya sudah kuganti. Kau mandilah” *chuuuuu ku kecup keningnya , inilah cara adalan ku ketika tiffany sedang marah.

Moodnya yang sering berubah ubah suka membuatku bingung, tak jarang ia memarahiku jika ada sesuatu yang ada padaku yang ia tidak suka. Atau mungkin keingiananya yang tidak bisa aku turuti, seperti saat dua minggu yang lalu aku tidak bisa menemaninya ke lottemart karna pada saat itu aku sedang ada rapat direksi di namyangju, jadilah dalam dua hari ia tidak menegurku, sama sekali. Aku serasa bicara dengan tembok menyuruhnya makan, minum susu, vitamin, hingga akhirnya aku memberikannya tas keluaran terbaru yang sangat di idam idamkannya, berharap ia akan memaafkan aku setelah itu. Dan ternyata feeling ku benar. Senyumnya benar-benar berkembang setelah ku perlihatkan tas itu dihadapannya. Ahh yeoja yang unik

***

“hoaaaaaaam!!!” aku menguap yang kesekian kalinya seraya mengaduk susu untuk tiffany, jika bukan aku yang membuatnya ia tidak akan mau minum susu.
Setelah merasa semua sudah teraduk rata, aku pun membawa gelas panas ini kedalam kamar
“chagiiiii~ minum susu dulu baru tidur” ucap ku seraya membuka knop pintu kamar kami, rasa penasaranku pun timbul setelah melihatnya terduduk diranjang dengan posisi melamun dan tidak merasakan kehadiranku

“apa yang kau pikirkan? Eum??” ucapku membuyarkan lamunannya seraya duduk tepat dipinggir ranjang
“aniyo!! oppa bisa tidak aku libur minum susu, sehariiiiiiii saja? Aku mual”
“ummmmh, aku mengerti” jawabku seraya meniup niup bagian atas susu ini
“tadi kau sedang memikirkan apa chagi?” lanjutku
“tidak memikirkan apa-apa, aku hanya penasaran bagaimana keadaannya sekarang. Apa ia masih mengingatku? Apa hidupnya bahagia? Oh mungkin hidupnya sudah sangat bahagia makanya ia tidak mencari keberadaan ku, kan?”
“nugu?”
“orang yang sudah meninggalkan aku dan appa hanya untuk pria yang lebih kaya dan tampan”
“kau merindukannya?” tanya ku seperti sudah tau siapa orang yang dimaksud tiffany saat ini
“aniyo, aku bahkan sudah lupa seperti apa wajahnya, ia juga pasti sudah lupa dengan ku”
“ia tidak mungkin melupakanmu fany, biar bagaimanapun kau ini darah dagingnya. Aku yakin ia pasti pernah mencarimu. Sudahlah tidak perlu dipikirkan lagi, kelak kau pasti akan merasakan apa yang ibu mu rasakan”
“tapi aku tidak akan sepertinya, aku pasti akan selalu ada disamping anak ku dan membesarkannya” jawabnya seraya megusap usap perutnya, aku hanya tersenyum melihat tingkahnya ini.
“good mom!! Sekarang waktunya minum susu, kajja. Susu mu sudah dingin chagi” setelah mendengar ucapan ku ini ia langsung menutup mulutnya
“tadi tadi tadi kau bilaaang akuuuu~”
“aku memangnya bilang apa? aku tidak bilang aku mengijinkan mu tidak minum susu kan. Cah Kajja”
“eungggggggg” ia tetap menutup mulutnya seraya mengeleng gelengkan kepalanya
“chagiya, ayolah kau tidak kasihan melihatku? Nafasku bahkan hampir habis karna meniup susu mu hingga dingin” aku memasangkan wajah memelasku, berharap yeoja dihadapanku ini mau mendengarkan ku.

*glek *glek *glek akhirnya setelah terjadi adegan bujuk membujuk tiffany mau meminum susunya hingga habis

“chota!!! Gomawo chagiya” *chuuuu~ ku kecup keningnya setelah ia menyerahkan gelas kosongnya untuk ku. aku tau ia pasti akan menghabiskanya hanya saja memerlukan sedikit trik untuk membujuknya.

***
Monday of November
Ku lepaskan peluhku ke udara setelah menyelesaikan semua berkas berkas yang ada dimeja kerjaku saat ini. ku lirik jam yang melingkar ditanganku.
“jam 12” gumamku, padahal aku sudah berusaha untuk menyelesaikannya dengan cepat. Namun ternyata tidak bisa secepat yang ku bayangkan. Tiffany pasti sudah menunggu ku dirumah. Ku rogoh handphone yang tersimpan disaku jas ku
“eo? 30 panggilan tidak terjawab?” batinku, aku baru ingat handphoneku di silent. Dan setelah aku check semua panggilan tidak terawab itu dari tiffany. dengan segera aku telfon balik nomor tiffany. namun setelah 2 kali ku ulangi tidak ada jawaban. Baiklah mungkin ia sudah tetidur. Aku berharap tidak terjadi apa-apa padanya, karna sejujurnya aku sedikit khawatir dengan 30 panggilan tidak terjawabnya ini.

Setelah merasa semua berkas yang tadi kukerjakan telah tersusun rapi, akupun mengambil langkah ke parkiran, dan melajukan mobil ku membelah keheningan kota seoul ditengah malam. Hingga akhirnya ku berhentikan mobilku didepan gerbang besar berwarna coklat.

***
Mata ku benar-benar berat dan tubuhku juga sudah tidak sabar untuk memeluk yeoja yang saat ini pasti sedang mimpi indah dikamar kami. Ku langkah kan kakiku dengan guntai, menuju ruang tamu rumah ku. Namun tanpa sengaja mataku menangkap pemandangan lain dari arah sofa depan TV. Aku melihat TV masih menyala dan terdapat sepasang kaki yang sedang tertidur disofa. Perlahan kudekati kaki itu
“Fany!!” tegurku setelah melihat seorang yeoja masih terjaga didepan Tv
“ku pikir kau sudah lupa jalan pulang” jawabnya dingin tanpa melirik ke arah ku sedikitpun
“apa yang kau lakukan dijam seperti ini? kau belum tidur?”
“masih peduli dengan ku? setelah mengabaikan ratusan telfon dariku? Eoh?”
“kau belum menjawab pertanyaan ku!! mengapa kau belum tidur?” tanpa sengaja aku membentaknya, aku sedikit kesal melihat pemandangan ini, ditambah lagi kondisi ku yang benar-benar lelah.
“lalu bagaimana dengan mu? Kau selalu pulang malam! Tidak pernah memperhatikan ku lagi. ohh bahkan waktumu bersama sekertarismu itu lebih lama dibanding dengan ku!”
“aku kan sudah memberitau kalau aku lembur, jadi kau tidak perlu menunggu ku seperti ini”
“mwo? siapa yang menunggu mu? Aku memang belum ingin tidur” Ntah mengapa emosi ku langsung meluap mendengar jawabannya yang sedikit terkesan menjengkelkan
“baiklah Aku lelah!! lakukan semua yang kau mau. Yeoja keras kepala!” umpat ku seraya membalikan tubuh
“Keurae aku memang keras kepala, lalu mengapa kau menikahiku!! Eoh? Kalau kau sudah bosan, ceraikan saja aku!! Tidak perlu mengatai ku seperti itu!!” aku terus melangkahkan kaki ku ke arah kamar, tanpa mempedulikan tiffany yang berteriak ke arahku. Aku tidak menyangka ucapan ku tadi terdengar olehnya

(*bukkkk!!!) Tanpa sepatah kata jawaban dari ku, aku hanya bisa membanting pintu kamar kami. Sesungguhnya aku tidak berniat membantingnya. Namun mungkin emosi ku yang memaksa untuk menutup pintu dengan sekuat tenaga ku

“YAK LEE HYUK JAE!!!” Bisa terdengar tiffany berteriak memanggil namaku, mungkin ia kesal melihat ku tidak mempedulikan ocehannya. Aku lelah dan sedang tidak ingin bertengkar dengannya. Semoga saja besok pagi mood kami membaik.

***
Keesokan harinya_

Pagi pun menyambut, dengan cerah dan udara yang bersahabat. Namun suasana dirumah kami tidak seperti biasanya. Tidak ada morning kiss dan ummm ini yang paling berat, tidak bisa menyapa bayiku yang biasa aku lakukan setiap mau tidur dan bangun tidur. Pagi ini tiffany bersikap dingin padaku walau ia tetap menyiapkan sarapan dan pakaian ku, tapi tidak sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Setiap aku bertanya ia hanya menjawab dengan gumaman dingin. Aku bahkan sudah meminta maaf atas kejadian semalam dengan ciuman mesra dikeningnya saat ia sedang mecoba memakaikan dasi untuk ku. Namun permintaan maaf ku diabaikan begitu saja.
Dan suasana dingin ini pun berlanjut hingga aku mengantarnya ke kantor, biasanya ia memberikanku sebuah ciuman mesra sebelum turun dari mobil, namun siang ini berbeda. Ia mengganti ciuman mesra itu dengan bantingan mobil ku yang lumayan keras.
Aku bahkan belum sempat mengucapkan sepatah katapun untuknya, aku yakin ini hanya berlangsung sementara. Mungkin besok atau lusa tiffany sudah kembali seperti biasa, Walau membutuhkan sedikit cara untuk membuat moodya kembali baik.

***
“Slurptt” suara dari kopi panas yang ku sirup, siang ini aku ada pertemuan dengan klien. Sesungguhnya mood ku sedang tidak baik untuk bertemu klien,namun aku sudah terlanjur membuat janji. Dan janji itu harus ditepati atau aku akan kehilangan proyek 1 miliyar dollar ini.
“tuan Lee, sepertinya klien kita akan terlambat. Ia terjebak macet di Hongdae”
“eiyy jinjja? Bahkan orang kaya pun bisa tejebak macet, suruh ia menggunakan helikopter” candaku yang berhasil membuat sekertaris disebalahku ini tertawa.
“aku sudah sangat lapar, bagaimana kalau kita pesan duluan?” tawarku yang dijawab dengan anggukan dari nona kim. Dengan cepat aku memanggil waitress dengan dandanan seperti boneka jepang ini.
Setelah memesan segala macam yang ingin ku makan, tiba-tiba aku merasakan sebuah getaran yang lumayan keras datang dari arah saku jas ku.

Senyumku pun tersungging setelah melihat siapa yang memberiku sms siang bolong seperti ini.

1 received massage

‘kau dimana?’

Kubaca pesan itu berulang kali, walau singkat tapi aku senang. Sudah kuduga ia tidak bisa berlama-lama tidak mempedulikanku. Baru beberapa jam kami bertengkar ia sudah rindu dan bertanya aku sedang dimana.
Tanpa menunggu lama kujentikan jari ku di setiap huruf hangul yang ada di iphone putih ku ini

‘oppa sedang bersama klien, kau sedang apa chagi? Sudah makan?’

Mood ku yang tadinya biasa saja sekarang berubah menjadi sangat semangat. Mungkin karna sms dari tiffany barusan. Setelah aku balas pesannya, ia tidak membalas lagi. baiklah tidak apa, setidak nya ia sudah tidak marah lagi dengan ku

***
3 weeks later
HyukFany’s House
Hari ini ada acara makan malam di rumah ibuku, untuk merayakan hari ulang tahun perkawinan mereka yang ke 40. Sejujurnya hubungan ku dengan tiffany masih tidak baik, ia masih bersikap dingin padaku. Aku pikir sejak saat ia memberi pesan sms padaku pada hari itu, semua sudah selesai namun ternyata tidak. Ia malah semakin dingin. Berpura pura tidak mendengar ketika aku ingin meminta dipasangkan dasi, dan selalu mengindar ketika aku ingin menyentuhnya.
Sebenarnya apa yang terjadi dengannya, ia tidak pernah semarah ini dengan ku sebelumnya. Apa ia tersinggung karna ucapanku yang mengatakan dia yeoja keras kepala, tapi aku kan sudah minta maaf. Apakah sebesar itu kesalahan ku?

‘ting nong’ ku tekan bell rumah orang tuaku. Setelah itu kulirik ke arah yeoja yang saat ini memakai dress merah dan mantel coklat berdiri dengan sikap dinginnya balik menatapku, tanganku pun menggenggam tangan yang sudah tiga minggu lebih tidak kusentuh ini. Beruntung tidak ada penolakan dari nya, walau ia tetap seperti tidak merasakan kehadiran ku. Aku sengaja menggengam tangannya, karna aku tidak ingin keluargaku melihat sesuatu yang aneh dari kami berdua.

Setelah menunggu tidak terlalu lama akhirnya pintu pun terbuka, dan orang pertama yang menyambut kami adalah sora noona. Rumah orang tua ku sangat ramai malam ini. Terlebih ada bocah cerewet namun cerdas berusia 7 tahun dan sangat cantik, siapa lagi kalau bukan yubin putrinya sora noona.
Aku selalu tertawa setiap mendengar ocahan bocah berumur 7 tahun ini, pipi yang chubby dan mata nya yang bulat persis dengan sora noona ketika masih kecil. Aku yakin anak ku nanti juga akan setampan aku atau secantik tiffany nantinya.
“hey apa kalian sudah mengecek jenis kelamin anak kalian?” tegur sora noona ketika aku sedang bersendah gurau dengan yubin. Omona Aku harus jawab apa, mengingat terakhir aku tidak ikut mengantar tiffany check kandungan, dan saat ini tiffany sedang dibelakang bersama eomma.
“ummm belum tau noona, dokter belum bisa prediksi”
“ck, benarkah?? Bukankah kandungannya sudah menginjak 5 bulan?”
“Makan malam sudah siap!!” teriak ibuku dari arah dapur, ahh terimakasih eomma! Kau menyelamatkanku gumamku dalam hati
***
Aku dan yubin pun berjalan ke arah meja makan, dari kejauhan sudah terlihat sesosok yeoja dengan perut yang mulai terlihat membesar sedang asyik menata makanan dimeja. ‘Neomu yeopeo’ ucap batinku
“Tiffany kau duduk lah, dari tadi kau sudah membantu eomma mu” ayahku seraya menarik kursi untuk tiffany
“ne!! tiffany kau duduk saja. Biar sora yang melanjutkan” timpal ibuku lagi, memang dasar keras kepala ia masih saja sibuk menata meja makan. kulirik wajah tiffany yang sedang tersenyum pucat , tanpa ragu-ragu aku menarik tangannya dan memberinya isyarat untuk segera duduk. Walau senyum terus menghiasi wajahnya, tetap saja terlihat bahwa itu senyum palsu.
“yubin, kau apa kabar” tegur tiffany ke arah yubin, ia masih tidak pedulikan keberadaanku yang jelas-jelas sedang duduk disebelahnnya. Tanganku melayang ke arah gelas yang sudah terisi penuh oleh air putih
“wajahmu pucat, minumlah” suruhku seraya menyodorkan gelas tadi kearahnya
“tiffany kumohon, jangan membuatku khawatir. Minumlah” bisik ku, sengaja agar ayah ku tidak mendengar bahwa ada kecanggungan diantara kami.
Akhirnya ia menurut dan menghabiskan segelas air putih tadi.

Setelah makan malam selesai, sekarang saat nya barbeque. Seperti inilah tradisi keluargaku, jika ada pesta pasti akan diakhiri dengan barbeque dan soju. Aku berencana menginap malam ini, jadi aku bisa minum sepuasnya. Ketika aku sedang mempersiapkan peralatan barbeque ditaman belakang, aku melihat eomma ku sedang berbincang serius dengan tiffany di ruang tamu, dan tidak lama ia pun memanggil ku.

“waeyo eomma?” tanya ku sedikit ter engah-engah karna aku berlari dari taman belakang hingga ruang tamu
“kalian pulanglah! tiffany mengeluh tidak enak badan”
“aniyo eomma, aku bisa naik taksi. Hyuk oppa masih ingin mengabiskan malam disini. sudah lah aku tidak apa-apa, aku bisa pulang naik taksi” ku lirik wajah tiffany, terlihat ia semakin pucat dibanding saat makan malam tadi. Dengan segera aku duduk tepat disebelah tiffany dan memerhatikan wajahnya yang menunjukan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja.
“kita bermalam disini saja ne!” bujuk ku
“kau saja yang bermalam disini, aku tidak membawa pakaian ganti. Sudahlah aku tidak apa-apa pulang naik taksi atau aku boleh meminjam supir eomma untuk mengantarku pulang?”
“ada apa dengan mu, eum? Jika kau punya masalah jangan kau pendam! tidak biasanya kau tidak mau menginap disini, apa ada sesuatu yang membuat mu tidak nyaman? Siapa? Katakan pada eomma, kau sedang hamil tidak baik memendam masalah sayang!!” eomma ku sepertinya sudah mencium bau tidak sedap diantara kami.
“aniyo, eomma semuanya baik padaku. Maaf atas ketidak sopananku. Tapi malam ini aku benar-benar tidak bisa bermalam disini” jelas tiffany
“baiklah eomma mengerti, jaga kesehatanmu, ne!

Setelah berpamitan pulang kepada seluruh keluarga, ku ambil kunci mobilku yang tadi kutaruh di meja dekat TV. Sepanjang perjalanan pulang tiffany hanya memejamkan matanya dan seperti biasa ia tetap diam seribu bahasa. Ingin rasanya aku bertanya ‘apa ada yang sakit?’ atau ‘bagaimana keadaanmu sekarang, apa sedikit membaik’ namun pertanyaan itu hanya kusimpan didalam dada. Aku tau ia tidak akan menjawab pertanyaan ku itu. mengingat hubungan kami yang belum juga membaik.

Akhirnya aku sampai dirumah, tadinya ingin kutuntun tubuh tiffany menuju kamar. Namun ia menepis tanganku. Aku hanya bisa mengikuti nya dari belakang, berjaga-jaga jika ia pingsan atau terjatuh. Hingga akhirnya tiffany masuk ke kamar kami terlebih dahulu. Sedangkan aku bergegas kedapur dan berencana membuatkan susu untuknya. Setelah kubuka kotak susu hamil tiffany, aku sedikit terkejut melihat isinya tidak berkurang dari terakhir aku membuatkannya susu. Sudah kuduga ia tidak pernah meminumnya.

Kubuka knop pintu kamarku dan mendapati seorang yeoja sudah mengganti pakaiannya dengan piyama biru bergambar pororo.
“minum susu dulu baru tidur, ne” bujuk ku, dan beruntung kali ini tiffany tidak menolak. Ia pun menghabiskkan segelas susu yang sudah kubuatkan untuknya. Aku hanya tersenyum melihat ia mengabiskan setiap tengguk susunya, tapi senyumku pudar ketika ia menaruh gelas kosongnya di atas meja rias. Bahkan melalui gelas pun ia tidak mau bersetuhan dengan ku?
Aku sudah tidak kuat seperti ini, tanpa aba-aba kupeluk dari belakang tubuh yeoja yang sedang berjalan guntai menuju ranjang. Walau ada sedikit penolakan, aku tetap memeluknya dan membenamkan wajahku ditengkuk lehernya.
“biarkan seperti ini! aku merindukan mu fany, sebenarnya ada apa denganmu? Jika aku mempunyai sesuatu yang membuatmu seperti ini. maafkan aku, kumohon!!” bujuk ku seraya melingkarkan tanganku di perutnya. perutnya semakin membesar hingga tanganku tidak sepenuhnya melingkar.
“apa yang kau lakukan? Aku ingin tidur, aku lelah” lirihnya, dengan segera ku lepaskan pelukanku dan membalikan tubuhnya menghadapku.
*chuuu ku kecup keningya “kau memaafkan ku kan?” tanyaku dengan menatap matanya dalam-dalam
“apa yang harus aku maafkan, kau sendiri bahkan tidak tau kesalahanmu dimana” jawabnya dengan dingin, dan kali ini ku tarik tubuhnya kedalam pelukanku. Lagi-lagi ia tidak membalas pelukanku, walau aku serasa sedang memeluk patung, aku tetap memeluknya dan menikmati setiap aroma yang keluar dari tubuhnya.
“sekarang tidurlah, besok hari minggu kau ingin kita kemana. Eum?”
“ntahlah aku ingin istirahat!!” dengan sikap cuek ia meninggalkan ku yang masih berdiri didepan meja rias saat ini. melihat ia mulai membaringkan tubuhnya, dengan segera ku tarik selimut untuk tiffany
“baiklah aku mengerti, selamat tidur aegya” aku sedikit mengusapkan tangan besar ku diperut buncit tiffany, ini untuk yang pertama kali setelah 3 minggu lebih hubungan dingin kami berlangsung.

***
Keesokan hari_

“hoaaaaaam!” Ku raba tangan kiriku mencari sesuatu yang biasa masih tertidur disebelahku, menyadari bahwa yang kusentuh adalah bantal guling. Mata ku langsung terbuka dan mendapati bahwa tempat tidur sebelah ku kosong. “Fany!!” teriak ku mencari keberadaanya, kamar mandi pun kosong, ku cari di kamar sebelah pun kosong, ruang tamu juga tidak ada tanda-tanda keberadaan tiffany. kemana ia di mingu pagi seperti ini.
Ku ambil hadphone ku yang tergeletak di lamp table dekat ranjangku, dan memencet panggilan cepat nomer satu.
“aissssh mengapa tidak diangkat” rutuk ku setelah menelfon tiffany berulang kali.

Ku langkahkan kakiku dengan gontai ke meja makan, berharap tiffany meninggalkan secarik kertas untuk ku. Namun aku tidak menemukan apa-apa disini, tapi sebuah benda berwarna Pink yang tergeletak di meja makan sedikit mencuri perhatianku..
“Tiffany’s Diary?” gumamku setelah membaca tulisan yang tertulis disampul depan buku ini.
“eisssh mengapa ia meninggalkan barang sepenting ini disini!” ocehku sendiri, tadinya aku ingin menaruhnya kembali dan tidak berniat untuk membacanya. namun Rasa penasaran ku semakin bertambah setelah membaca halaman pertama dari diary ini. yang menceritakan tentang awal pertemuan kami.
Aku senyum-senyum sendiri membacanya, aku tidak sabar ingin membaca apa saja yang sudah ditulis istriku ini. hingga akhirnya ku layangkan jariku membuka bagian tengah dari buku ini.

12 July
Aku hamil!!!! Ahhhhh aku masih tidak percaya bahwa ada manusia yang akan tumbuh selama 9 bulan dirahimku, pantas saja akhir akir ini emosi ku cepat sekali naik. Aegyaaa, eomma tidak percaya kau akan hadir secepat ini, tumbuhlah dengan baik, ne! eomma appa pasti akan memberikan yang terbaik hingga kau besar nanti . Saranghae

[Ku baca lembar demi lembar buku harian tiffany, yang menceritakan betapa bahagianya dia dimasa-masa kehamilannya. Membuat tawaku tiada henti, Karna terkadang ada sebuah kata-kata yang menurut ku sangat lucu untuk ditulis disini
Namun ketika jariku mencoba membuka lembaran selanjutnya, tanganku terhenti dibagian kertas dengan catatan bertinta merah]

30 october
Kemarin hyuk oppa pulang larut lagi, aku benci seperti ini!! dia tidak pernah memperhatikan ku lagi. atau mugkin ia sudah bosan, karna tubuhku yang semakin lama semkin gendut dan tidak membentuk tubuh yang indah lagi? apa yang harus aku lakukan? Hiks….

10 November
Akirnya kemarahan ku meluap, semalam setelah menunggu nya hingga tengah malam aku bertengkar dengannya. Ia bahkan brani menyebutku yeoja keras kepala, Mungkin semalam adalah pertengkaran terhebat yang pernah kami alami. Dan pagi ini perutku sediki sakit, ntahlah ada apa. Aegya semoga kau baik-baik saja didalam. Eomma dan appa hanya bertengkar kecil, kau tumbuhlah dengan baik.
Tadi siang aku ingin sekali makan masakan jepang, ntah apa tujuan bayiku hingga aku menentukan pilihan untuk makan di restoran jepang tepat depan kantor suamiku. Dan sesuatu yang tidak ingin ku lihat pun akhirnya terjadi, aku melihat ia makan siang dengan wanita itu, dan yang membuat hatiku semakin sakit adalah ia berbohong. Ia bilang ia bertemu klien. Namun jelas-jelas kedua mata kepalaku menyaksikan bagaimana asyik nya hyuk oppa bersendah gurau dengan wanita yang sangat amat aku kenal.

[Aku terkejut membaca tulisan ini, jadi saat itu tiffany melihatku? Yatuhan apa yang harus aku lakukan? Dengan penasaran ku buka lagi lembar selanjutnya]

17 November
Hari ini ada acara makan dirumah mertuaku, hubungan ku dengan hyuk oppa masih tetap dingin, namun aku harus menunjukan bahwa hubungan kami baik-baik saja didepan mertua ku.
ada satu hal yang membuat hati ku sedikit sesak. Aku tidak sengaja mendengar sora eonie bertanya jenis kelamin anak kami. Dan dengan enteng ia menjawab bahwa dokter belum bisa memprediksikan? Lihatlah ia bahkan tidak tau bahwa anaknya ini laki-laki. Saat itu juga rasanya air mataku ingin mengalir dengan deras, namun segera aku tahan. Karna aku tidak ingin membuat ibu mertua ku khawatir jika melihat aku menangis. Aegya maafkan appamu, karna tidak bisa memeprhatikanmu dengan penuh, jika sudah waktunya ia pasti akan memperhatikan kita lagi. ia hanya terlalu sibuk akhir-akhir ini. Jangan marah padanya, ya!

Mwo??? anak ku laki-laki? Aku bahkan baru tau itu? kututup buku diary tiffany dan terdiam untuk sesaat memikirkan semua kebodohan yang telah kulakukan. Aku hanya bisa mengacak acak rambutku dan menyesali semua yang terjadi.
“aisssssssh!!!!”
“aku harus minta maaf padanya, dan memperbaiki semuanya” aku termenung untuk beberapa saat, memikirkan apa yang harus aku lakukaan
“Arrrrrgh” teriak ku frustasi seraya mengacak acak rambutku. Mengapa tidak ada satu ide pun di otak ku. Namu tiba-tiba saja sebuah nama yang bisa membantuku muncul di otak

Ku ambil Iphone putih yang tergeletak di atas meja makan
“jung soo Hyung!! Bantu aku..” ucapku to the point setelah sambungan telfon ku terangkat
“….”
“aku bertengkar dengan tiffany. apa yang harus aku lakukan sekarang. ahhh otak ku benar-benar buntu”
“….”
“aku sudah meminta maaf tapi ia malah mengabaikan ku” ucapku seraya memijat pelipisku berharap setelah itu aliran darah menuju otakku sedikit lancar dan dapat menemukan ide briliant
“…..”
“ne, apa ide mu?”
“….” kudengarkan dengan baik-baik setiap kata yang dilontarkan jugnsoo hyung. tanpa sedikitpun memotongnya. Tak jarang ku anggukan kepalaku dan sebuah senyuman tanda bahwa aku sudah bisa membayangkan seperti apa maksud dari idenya ini
“ahhh aku mengerti!! Baiklah hyung aku akan menjemputmu setelah ini. Gomawo hyung”

*beep

Aku pun menelpon satu orang lagi, yang pasti bisa membantuku
“yobeseyo eomma!!” ucapku setelah mendengar ada jawaban
“eomma!! Aku butuh bantuan mu”
“ada apa eum?”
“bisa kah kau bicara pada tiffany dan menyuruhnya datang ke sejong theater nanti malam jam 7, katakan saja eomma ingin mengajaknya nonton pertunjukan musical. Aku ingin memberikannya kejutan”
“mengapa tidak kau saja yang bicara?”
“aku tidak tau tiffany dimana se~” dengan cepat kututup mulutkku kembali, aku reflek mengatakan bahwa tiffany tidak ada dirumah.
“mwo!!! kau bertengkar dengannya ya?”
“nnnnnnne eomma!! Keundae aniyo, aku hanya bertengkar kecil”
“YAK!!! anak nakal, kau taukan dia sedang hamil muda? Ck kapan kau berubah lee hyuk jae, bahkan sampe kau ingin menjadi ayahpun kau tetap kekanak-kanakan. Eisssh pantas saja semalam aku melihat keganjilan diantara kalian berdua!!” cerocos eomma ku yang sedikit membuat telinga ku sakit.
“eomma maka dari itu aku ingin minta maaf padanya, kumohon bantu aku”
“ck!! Nanti eomma telfon tiffany, dan kau cepat perbaiki hubungan kalian. Jika kau tidak bisa, Eomma yang akan turun tangan mendamaikan kalian!”
“ne eomma aku mengerti” jawabku lunglai
*klik

Baiklah sudah tidak ada waktu banyak, aku harus menelpon semua orang orang yang bisa membantuku dalam project ini. Beruntung aku kenal dengan orang yang punya sejong theater, jadi aku bisa meminjam venue nya untuk sehari saja.

Sejong theater, Seoul
Seharian ini aku benar-benar sibuk untuk mempersiapkan kejutan ini. Menelfon Hanyang university untuk meminjam murid yang bisa bermain pertunjukan musical, dan aku bahkan meminjam dancer dancer yang biasa menjadi back dancer halyu grup di korea. Agak sedikit mengeluarkan uang banyak memang, ini semua demi kebaikan hubungan ku dan tiffany.
Semua berjalan dengan cepat, sekali ku berikan konsep ku mereka langsung mengerti.
“Hyuk!! Tiffany datang” teriak pelan jung soo hyung dari arah stage, yapp lagi-lagi ide ini berdasarkan ide jung soo hyung. Aku tidak tau mengapa setiap ide yang diberikannya selalu membuat tagihan bank ku melorot.
Aku sedikit mengintip dari back stage, dan benar saja seorang yeoja memakai mantel hitam berbulu, sedang kebingungan melihat keadaan didalam sini.
Setelah kuberikan kode, Satu persatu pemain opera pun mulai memasuki panggung, menarikan tarian yang indah, Aku sendiri bahkan terkagum melihat penampilan mereka hanya berlatih 3 kali hari ini, semua berjalan seperti pertunjukan sungguhan. Hingga Lampu pun padam dan semua dancer tadi merunduk membentuk jalan untuk ku dan light shoot yang mengikuti langkah ku menuju tengah panggung.

Ku rasa tiffany belum sadar kehadiran ku ini, karna saat ini aku memakai topeng dan tuxedo putih persis pangeran negeri dongeng. Aku mulai memetik setiap senar gitar yang ku pegang seraya melantunkan lagu ‘Just like now’ lagu yang biasa dinyanyikan Super junior’s donghae dan Ryeowook. (Yang baca a chance dari awal pasti tau betapa tajirnya Hyuk Jae disini sampe dia sanggup nyewa Sejong Theater)

Gwaenchana jil georago nan (that’s gonna be okay)
Jamshibbun ilgeorago nan (that’s gonna be over right away)
Shigani jinamyeon mudyeojil georago (that as time goes by, its gonna fade away)
Geureoke mitgo nan sarawanneunde (I’ve been living with believe)

Gaggeumeun seotun pyohyeone (sometime because of my bad behaviour)
Geudaereul apeuge haetdeon (ive hurt you)
Naye geu moseupdeul ijeneun jogeumssik (now little by little)
Dal la jil geo ra yak sok hae yo (I promise you that I’ll change)

Chagapdeon bamdo waeropdeon bamdo (even on cold nights, even on lonely nights)
Eonjena nae gyeote isseonneunde (you always there for me)
geudaen eodie (but where are you now?)

[Tiffany pun mulai berdiri, seperti nya dia bisa mengenali suaraku. Aku sangat berharap ia tidak berniatan untuk meninggalkan tempat ini, karna Pertunjukan ku belum selesai]

Geudaeman barabol su itdorok (so much that I can see only you)
Geudaeman saranghal su itdorok (so much that I can love only you)
Nae maeumi ojik neoege (only you can make my heart)
Ojik neolhyanghae ddwigo ineun geol (running towards you)
Sumeul swineungeol (breathing because of you)

Nareul barabondamyeon geudaeman nareul saranghandamyeon (when you look at me, when you love me)
I sesang mueotgwado neol baggul su eobseo (I cant give you anything in this world)
Jigeum ireohke nae pume isseojwo (now stay in my embrace like this)

Eonjana geureoke man geu reo ke man i sseo jwo (always stay just like that, just like that)
I reo ke sarangi ra sarangi ra mal ha go (and say that you love me, you love me like this)
Eon je na geu reo ke man geu reo ka man u seo jwo (always smile just like that, just like that)
I reo ke haeng bo gi ra haeng bo gi ra mal ha go (and say that you’re happy, you’re happy like this)

Chagapdeon bamdo waeropdeon bamdo (even on cold nights, even on lonely nights)
Eonjena nae gyeote isseonneunde (you were always for me)
geudaen eodie (but where are you now?)

[dua orang dancer mulai berjalan kearah dimana tiffany sekarang berdiri. Sedangkan aku masih melantunkan lagu ku. Mereka bertugas untuk menjemput tiffany agar ia ketengah panggung]

Geudaeman barabol su itdorok (so much that I can see only you)
Geudaeman saranghal su itdorok (so much that I can love only you)
Nae maeumi ojik neoege (only you can make my heart)
Ojik neolhyanghae ddwigo ineun geol (running toward you)
Sumeul swineungeol (breathing because of you)

Nareul barabondamyeon geudaeman nareul saranghandamyeon(when you look at me, when you love me)
I sesang mueotgwado neol baggul su eobseo (I cant give you anything in this world)
Jigeum ireohke nae pume isseojwo (now stay in my embrace like this)

Ddaeron himdeul go ga ggeum ssik ji chil ddaen (sometime when im down, when im tired)
Nunmul heullimyeo ddeoollideon ne moseup woo (as my tears drop, I think of you)
Ijeya arayo (not until now I have reliazed)
Naege boyeojun sarangeul woo (the love that you showed me)

Nareul barabondamyeon geudaeman nareul saranghandamyeon (when you look at me, when you love me)
I sesang mueotgwado neol baggul su eobseo(I cant give you anything in this world)
Jigeum ireohke nae pume isseojwo (now stay in my embrace like this)

[Tepat di laguku yang hampir selesai, tiffany sekarang berdiri dihadapanku, terlihat pipinya sedikit basah. Apa sedari tadi ia menangis?]

Love Love Love, Love Love Love
Ijeneun geudaereul naegadeo geudaereul (and now again, im gonna)
I’m gonna love you eonjena jigeum cheoreom (im gonna love you, always just like now)

Aku pun berdiri namun masih melantukan lagu ini, seraya mengusapkan tangan ku dengan lembut di pipinya. Aku selalu tidak kuat jika melihat wanita yang aku cintai ini menangis.

“Terima kasih sudah mau datang!!” ucapku ketika lagu yang kulantunkan selesai. Namun ia masih menatapku bingung, dan disertai cairan bening yang tiada henti keluar dari matanya

“Apa yang kau lakukan? Eoh?!” tanya nya ketika ku buka topeng yang sedari tadi menutupi wajah tampanku
“untuk membuktikan rasa cintaku pada istriku yang pencemburu ini”

“cih!!” acuhnya seraya membuang muka, aku tau ia senang walau ia mengacuhkanku. itu terlihat jelas dari setiap guratan diwajahnya. Ku layangkan tangan ku ke wajahnya

“siang itu aku memang bertemu klien, hanya saat kau melihatku, orang yang kami tunggu belum datang jadi aku menunggunya bersama sekertarisku. Lalu kau mengira aku makan siang bersamanya dan membohongimu. Maafkan aku, ne” melihat tiffany masih tidak menatap wajah ku, aku pun akhirnya menariknya kedalam pelukanku. tidak begitu erat karna kondisi tubuhnya yang tidak mengijinkanku memeluknya terlalu erat.
“Aku sangat mencintaimu!! Ku mohon berhenti bersikap dingin padaku!!”
“Aku sangat menikmati masa masa kau memarahiku, masa-masa kau bersikap manja padaku, setiap detik aku bersama mu aku menikmati itu, jadi jangan pernah berpikiran bahwa aku membencimu! Aku juga tidak pernah mempedulikan seberapa cantik wanita yang ada dihadapanku, dan aku juga tidak peduli seberapa gendut dirimu sekarang, kau adalah istriku bagian dari hidupku. Orang yang sudah bersama ku dikala aku susah dan senang. Apalagi sekarang kau sedang mengandung anak ku, bagaimana mungkin kau bisa berpikiran aku akan meninggalkan mu, eoh?”

“miannhae oppa, a-a-aku juga tidak tau~”

“aku mengerti, mulai sekarang jangan pernah berpikiran bahwa aku selingkuh. Kau tau, aku bahkan lupa seperti apa rasanya jatuh cinta, karna hati ku ini sudah jatuh ditanganmu”

“oppaa~ hiksssss” aku merasakan sebuah tangan hangat akhirnya melingkar dipingangku. Setelah sekian lama akhirnya tiffany ku kembali. Ia kembali membalas pelukanku, dan yang paling aku rindukan adalah ia kembali memanggilku oppa. Kami berpelukan seolah tidak ada orang disekitar kami, hingga akhirnya suara riuh tepuk tangan membuatku sadar bahwa aku masih di tengah panggung teather dan disekelilingi orang-orang yang sudah berjasa dalam project ku ini

*prokprokprokprok!!!
“yeaaaay!! Kita berhasil” teriak mereka yang sukses membuat ku melepaskan pelukanku.
“woooohoooo!!!! Eonnie!! Kau beruntung mempunyai suami sepertinya” timpal salah satu yeoja yang masih lengkap dengan kostum panggungnya hari ini
“aniyooo!! Aku yang beruntung memilikinya, tidak ada yeoja yang mampu menerima kekurangan ku seperti tiffany” jawabku seraya melingkarkan tangan ku dipinggangnya, yang sedikit membuat pipinya memerah.

***
HyukFany’s House
Ku rebahkan tubuhku didekat yeoja yang sedang asyik bermain I padnya, sementara aku mengambil posisi nyaman tepat disamping perutnya yang semakin hari semakin membesar. Hari ini aku sangat lelah, namun dibalik rasa lelahku ada tersisip rasa bahagia yang amat dalam. mengingat akhirnya hubungan ku dengan tiffany kembali membaik.

“hai jagoan apa kabar!!” sapa ku seraya menyentuh dataran perut tiffany
“dari mana kau tau ia jagoan?”
“ ummmmm!!!!”
“yak!! kau membaca diary ku ya?”
“ck!! Aegya lihatlah, eomma kita kalau sedang marah seram sekali” bisik ku ke arah janin yang dikandung tiffany, namun ketika aku sedang mengusapkannya dengan lembut, tiba-tiba ada sebuah pergerakan dari dalam yang membuatku terkejut.
“omo omo omo!! Tiffany dia bergerak?”
“ne oppa! dia memang sangat aktif, sekarang aku mulai sulit untuk tidur. Piuhhh”
“apa sakit?” tanya ku penasaran
“eum, sedikit” jawabnya, sementara tanganku masih merasakan setiap pergerakan-pergerakan kecil dari dalam. dan tanpa terasa sebuah cairan bening dan hangat menggenang di pelupuk mataku

‘tess!!!’

“eo? oppa kau menangis? Waeyooo?”
“oh ani, aku merasa aku tidak berguna. Aku baru tau jenis kelamin anak ku, dan sekarang ia menyapaku dengan gerakan lembutnya. Sementara aku, aku terus berkutat dengan pekerjaan-pekerjaan ku dikantor. Aku merasa gagal” ditengah tengah air mataku yang mengalir tiba-tiba aku merasakan ada sebuah tangan hangat yang menyentuh kepalaku
“kau luar biasa oppa, kau ingat seperti apa perjuanganmu diawal kehamilanku? Jadi jangan berpikir kalau kau gagal. Arrachi”
“gomawo fany, aegyaaaa!!! kau tumbuh dengan sehat kan didalam? Appa sangat mencintai eomma dan kau. Cepat lahir ya *chuuu” ke daratkan bibirku di perut yeoja yang sedang terbaring dihadapan ku saat ini.
“ia akan lahir jika sudah waktunya oppa. kalau ia cepat lahir, ia akan prematur. Kau mau bayi kita prematur?”
“ahahaha maksudku aku sudah tidak sabar melihatnya lahir chagi!!”

2Months later, on december
“Hooooaaaam!! Eissh mengapa tidak kelar-kelar” gumamku seraya merentangkan kedua tanganku ke udara. Maklum saja sejak tadi pagi aku sampai kantor sampai sekarang sudah memasuki jam makan siang, aku terus saja duduk dan memandangi layar laptopku. Kurasa saat ini bukan hanyalah laptopku yang panas, tetapi bokong dan pahaku terasa keram karna terlalu lama duduk. Hah!! Harus bagaimana lagi, ini memang sudah menjadi tugas akhir tahun ku sebagai wakil direktur disini untuk mengecek semua laporan keuangan yang tergabung dalam daehwang group. Jika satu rupiah saja aku salah memeriksa maka dampaknya akan sangat besar bagi perusahaan.

‘Drrrrt drrrrt’

Sesaat kemudian aku merasakan sebuah getaran dari arah handphone yg tergeletak di mejaku.
“nomer siapa ini?” gumamku seraya mengacuhkan panggilan tersebut. Karna jujur saja aku malas menjawab telfon yg nomornya tidak tersimpan di handphoneku, ditambah lagi saat ini aku sedang fokus dengan pekerjaan ku.

‘Drrrrt drrrrrt’

Namun setelah beberapa menit ku acuhkan. Handphoneku bergetar lagi, dan panggilan dari nomer yang sama.
Eissssh apa begitu penting? Pikirku.

“yobeuseyo” akhirnya aku mengangkat telfon tersebut
“…”
“dimana dia sekarang?”
“….”
*beep!!!

setelah mendapat telpon tersebut aku segera menyambar kunci mobilku dan pergi keluar tanpa mematikan laptopku terlebih dahulu.
Tiffany pingsan dan dilarikan kerumah sakit saat ini. Yatuhan, aku merasa seluruh persendian ku melemas dan aliran darahku seperti berhenti mengalir setelah mendengar berita ini. Dan orang yg memberi tau ku barusan adalah asisten nya.
Ck yeoja itu padahal aku sudah menyuruhnya istirahat dulu untuk beberapa waktu ini. tapi ia tetap saja berdiri kokoh dengan keras kepalanya. Dan lihatlah akhirnya kondisinya yang menjawab bahwa ia dalam kondisi lemah.
***
“asisten kim!!!!” Teriak ku ketika melihat sesosok yeoja yg masih lengkap dengan blazernya tengah duduk sendiri di lorong bertuliskan ‘Labour Room’ ini.
“bagaimana tiffany?” lanjutku khawatir dan sedikit ter engah engah.
“Tuan lee” jawabnya seraya membungkukan tubuh
“Aku tidak tau, setelah mendapat seorang tamu wanita paruh baya, Nyonya mengeluh pusing dan menyuruhku membuatkan teh. Tapi setelah aku kembali keruangannya. Aku sudah menemukan nyonya dalam keadaan terkapar di lantai” mendengar penjelasannya ini aku hanya bisa terdiam dan memecet batang hidungku. Memikirkan Bagaimana Kondisi Dua Orang Yg Sangat aku Cintai Didalam Sana? Tiffany Dan bayi Kami, aku tidak akan memafkan diriku jika sesuatu terjadi pada salah satu dari mereka.
“Tadi kau bilang ia bertemu dengan wanita paruh baya? Apa itu ibuku?”
“aniyo! Namun aku rasa usia mereka sama. Tapi aku yakin itu bukan nyonya Lee” Jawabnya, ahh mungkin wanita paruh baya yang dimaksud adalah kerabat fany yang aku belum sempat kenal

“Hyuk!! Bagaimana Tiffany?!” Kutolehkan kepalaku setelah melihat dua orang paruh baya yg sangat amat aku kenal sedang berlari ke arahku. Yapp ayah dan ibuku, aku menelpon mereka saat diperjalanan menuju kesini tadi.
“mollayo eomma, dia masih didalam. Kita berdoa semoga semuanya baik-baik saja. Ne”

***

“chagi!! Aku janji setelah ini aku tidak akan membiarkanmu ke kantor lagi. Tidak peduli seberapa kerasnya kau” ku usapkan tanganku di kepala yeoja yg tengah terbaring lemah di ruangan yg penuh dengan bau obat obatan ini. yapp setelah tiffany dipindahkan keruang rawat. Aku langsung menemaninya tanpa sedetikpun meninggalkannya walau hanya satu menit.
Dokter mengatakan kondisi kandungan tiffany benar benar lemah saat ini, tekanan darah yg tidak stabil membuatnya jatuh pingsan. Dan ia menyuruhku agar tiffany melakukan bedrest untuk beberapa minggu, dan jangan membiarkannya terlalu banya berpikir apalagi stress.

“hey!! Anak nakal, apa kalian bertengkar lagi?” Tegur ayahku seraya menepuk kepala belakangku.
“awwww!! Aniyoooo~ aku tidak bertengkar dengannya” ringisku, karna jujur saja tepukan ayahku tadi sedikit sakit.
“lalu mengapa ia bisa seperti ini?”
“yak!! Mana aku tau! Tadi aku sedang dikantor”
“psssst!! Pelankan suaramu” suruh ibuku, karna kesal aku menjawab ayahku dengan nada tinggi dan reflek.
ku genggam tangan lembut yeoja yang sebentar lagi akan menyandang sebagai ibu dari lee junior ini. wajahnya begitu pucat pasi, Aku berharap dengan mengenggam tangannya aku bisa mentransfer tenaga ku.

“ia selalu menyimpan masalahnya sendiri, tanpa pernah berbagi masalahnya dengan kita. Memendamnya, memikirkannya dan berusaha memecahkannya sendiri” timpal eommaku.
aku setuju dengan ucapan eomma ku, Tiffany memang tidak pernah ingin membebani orang disekelilingnya dengan masalah yang dimilikinya. Selama ini Ia selalu tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa, tapi sesungguhnya dibalik senyum manisnya itu aku menemukan sebuah masalah besar yang sedang dipikirkannya. Aku tidak tau itu apa, jika tiffany tidak ingin menceritakannya sudah dipastikan aku akan mencari tau sendiri.

***
hyuk POV
(sebulan telah berlalu)
kurebahkan tubuhku di ranjang seraya memencet setiap angka yg ada diremote tv.Ntahlah malam ini acaranya benar benar membosankan.
‘plak!!’ ku lempar remote tv kesembarang tempat dikasur ku, dan membalikan posisi tidurku dengan memeluk bantal guling. Ahh tiffany sedang mandi, jika sedang bosan seperti ini, menggangu tifany adalah salah satu obat terampuh untuk ku.

‘aw~ the twinkle, twinkle’
Tiba-tiba bunyi handphone dari arah kiriku sedikit membuatku terkejut

“oppaaa~ siapa yg sms?” tidak lama teriak tiffany dari arah kamar mandi, sesungguhnya aku ingin mengabaikan sms itu. Tapi karna tiffany menyuruhku melihatnya, akhirnya ku layangkan tangan ku ke lamp table yg tidak jauh dari tempat ku berada sekarang

‘From: +0601954623687
sayang, bagaimana kabarmu?’

Mataku benar-benar terbelalak saat ini.
“a-apa ssssssayang? Siapa ini?” Lirih batinku,

Dengan segera ku cek semua isi inbox tiffany, tapi tidak satu pun sms dari nomer tersebut, apa ia menghapusnya karna takut aku tau?
Jantungku!! Oh tuhan, sakit sekali.

Author POV
Seorang yeoja terlihat keluar dari kamar mandi dengan handuk Biru yg mengikat kepalanya.
“fany!! Apa kau mencintaiku??” ketika yeoja yg dipanggil tiffany ini sedang membuka lemari pakaiannya, pertanyaan dingin dari mulut namja yg berstatus suaminya itu sedikit membuatnya bingung
“aigoooo, Sudah 8 bulan aku membawa anak mu ini kemanapun aku pergi. Dan kau masih bertanya apakah aku mencintaimu? Aisssh….” candanya. Namun candannya ini tidak dianggap lucu oleh hyuk
“jadi kau merasa terbebani?”
“eum?!? Tentu saja tidak, aku sangat menikmatinya” jawab fany seraya memakai piyama hamil miliknya.
“LALU SIAPA?! SIAPA ORANG YANG BERANI MEMANGGILMU SAYANG INI? EOH!! NUGU? KAU TIDAK SEDANG MENYEMBUNYIKAN SESUATU DARI KU KAN!” Teriak hyuk dengan reflek seraya mengangkat iphone pink milik tiffany.
Melihat ini, Fany pun berjalan ke arah hyuk dengan sedikit lambat dan muka bertanya tanya. Dikarenakan perutnya yang semakin membuncit membuatnya sedikit sudah berjalan.
Tiffany tidak terkejut dengan sms tersebut, ia malah merampas handphonenya dari tangan hyuk jae dengan wajah penuh amarah.
Dan melayangkan telunjuknya ke arah tombol hijau, lalu menaruhnya tepat didepan kuping kanan miliknya

“yak!! Bisa kah kau berhenti menggangguku?” Bentak tiffany setelah ada sebuah jawaban dari sebrang telfon
“…”
“aku sudah bilang aku tidak mengenalmu”
“…”
“berhenti memanggilku seperti itu!! Kemarin kau hampir membuat aku kehilangan bayi ku. Dan hari ini kau hampir merusak rumah tanggaku!!! KAU BUKAN IBUKU!! IBUKU SUDAH HIDUP BAHAGIA DISURGA, JADI KAU WANITA GILA. BERHENTI MENGGANGGU KEHIDUPANKUUUUU!!!!”
*beep

Digengam hyuk tangan yeoja yang terduduk disebelahnya, tangan yang digenggamya sedikit bergetar. Bergetar karna tengah menahan emosi yang dirasakannya. Ia tidak berani menanyakan apa yang terjadi pada yeojanya ini, karna dari tatapan matanya saja hyuk sudah bisa membaca bahwa tiffany sedang dalam posisi tertekan. Dan ia tidak ingin membuat tiffany semakin tertekan dengan pertanyaannya nanti. Karna itu bisa membahayakan keadaan bayi yang tiffany kandung saat ini.
“Tenangkan dirimu chagi!! Aku tidak akan bertanya apa-apa padamu. Ne!!” Hyuk pun memeluk tubuh fany yang masih bergetar untuk menenangkannya, Namun bukan semakin tenang ia malah menangis, menangis dengan terisak dan air mata yang deras dibalik pundak hyuk.
“pssssst!!! Uljimayo, kau ingat dokter bilang kau tidak boleh merasa tertekan saat ini”
“m-m-mian oppa!”
“gwenchana.. umm fany jika kau ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman. Kumohon berbagilah dengan ku. Aku tidak suka melihatmu menyimpan masalahmu dan berusaha memacahkannya sendiri. aku suamimu, orang pertama yang akan membantumu dalam keadaan apapun. Eum?” jelas namja berpiyama biru ini seraya memegang wajah fany dengan lembut dan menatap kedua matanya dengan dalam, mengisyaratkan bahwa ia siap berbagi dengan tiffany, dan siap memikul setiap beban berat yang ia rasakan.
Tiffany pun akhirnya meruntuhkan kegengsianya setelah melihat tatapan dalam hyuk jae dan memulai menceritakan semuanya dari awal hingga akhir, tanpa melebih atau mengurangkan setiap cerita yang ada.

FLASH BACK
Tiffany’s POV.
“selamat pagi” Ucapku menyapa seluruh karyawan kantor ku dengan sangat ramah. Di usia kandunganku yang semakin membesar Hyuk oppa sesungguhnya tidak mengijinkanku ke kantor, namun beruntung air mata ku ini mempunyai nilai jual yang sangat mahal hingga satu tetes saja keluar ia langsung tidak tega dan mengijinkan ku tetap berkutat pada dunia kerja yang aku cintai ini.

“Nyonya ada tamu yang ingin bertemu dengan anda” ucap asisten kim ketika aku baru ingin memasuki ruangan ku
“oh? Nu…~”
“ini aku” tenggorokan ku terasa seperti tercekik setelah melihat siapa tamu wanita yang menungguku ini. kaki ku bahkan terasa tidak bisa menopang tubuhku lagi. aku hanya bisa tercengang dan memegang gagang pintu ruanganku untuk menahan tubuhku yang terasa lemas. Setelah bertahun tahun mengapa aku bertemu dengan nya lagi? dan mengapa aku masih mengingat wajahnya, bukankah harusnya aku sudah melupakan wanita jahat ini?
“m-m-masuklah” jawab ku Reflek, ntah mengapa mulutku ini mengucapkannya begitu saja, karna sesungguhnya aku tidak ingin ia menginjakan kaki kotornya diruanganku.

“Kau menyukai semua bunga-bunga yang ku kirim kerumah mu nak?” ucapnya yang membuat jantungku lagi-lagi seperti ingin keluar dari tempatnya. Jadi selama ini bunga itu dari dia? bunga yang membuatku hampir gila karna tidak tau siapa pengirimnya.
“apa maksudmu? Bisakah anda mengenalkan diri anda terlebih dahulu nyonya? Kita baru bertemu dan anda berbicara tentang bunga, aku tidak mengerti. Mianhabnida” jawabku berpura-pura
“Keureu! Aku memang pantas dilupakan, Aku hanya lah ibu yang tidak berguna, meninggalkan anak umur 5 tahun untuk kehidupan yang lebih baik” wanita dihadapanku ini menundukan kepalanya. Cih!! Sedikit pun aku tidak tersentuh dengan ucapannya barusan.
“Aku tidak mengerti dengan apa yang anda bicarakan nyonya. Mianhabnida, Saya rasa anda salah orang”
“Aniyo! Kau Tiffany hwang, putri ku. Bahkan sejak kecil hingga sekarang wajah mu tidak berubah sayang. Mata besarmu dan Cara mu tersenyum itu yang terus menerus menghantui kehidupanku hingga sekarang”
“Anda salah orang nyonya, ibuku sudah meninggal ketika aku masih kecil. Mungkin nama dan wajahku memang mirip putrimu yang hilang. Maafkan aku, waktuku tak banyak. Lebih baik sekarang anda kembali kerumah” Ujar ku dingin seraya membuka laptop dimeja kerjaku. Walau sesungguhnya kepala ku sedikit sakit dengan kehadiran wanita yang selama 20 tahun tidak pernah menunjukan batang hidungnya sama sekali, dan saat ini ia duduk dihadapanku mengatakan bahwa ia menyesal? Hah kemana dia selama ini? aku pikir ia sudah disurga hidup bahagia dengan para malaikat.
“aku akan pulang setelah ini sayang. Umm berapa usia kandunganmu sekarang? aigooo 20 tahun yang lalu kau masih menggendong boneka mu tapi sebentar lagi kau akan menggendong bayimu sendiri”
“Maaf aku benar-benar sibuk saat ini. Anda ingin pulang secara hormat atau tidak hormat nyonya?”
“Fanny, eomma mengerti perasaanmu. Baiklah aku akan pulang sekarang. Jaga kandungan dan kesehatanmu, ne. Sampai bertemu lagi” ucapnya seraya berdiri dari hadapanku, namun ketika ia berjalan menuju pintu keluar. Tiba-tiba sebuah kata-kata meluncur dari arah bibirku
“Jangan ganggu kehidupanku lagi, jangan mengirim bunga kerumah ku lagi, jangan datang ke kantor ku lagi, dan kumohon berhenti mengganggapku sebagai anak anda nyonya, karna aku bukan dia. Terima kasih anda boleh keluar sekarang” ucapku dingin tanpa meliriknya sedikitpun, mataku saat ini hanya terfokus pada laptop yang sesungguhnya aku sedang tidak mengerjakan apa-apa, aku hanya berpura pura mengerjakan sesuatu agar aku terlihat sibuk.

Setelah melihatnya keluar, tanpa terasa sebuah cairan bening jatuh dengan indah di pipiku. Aku tidak tau mengapa aku menangis, wanita itu tidak pantas untuk ditangisi. Namun ada tersisip sebuah rasa sakit didalam dadaku, ketika aku melihat figura foto yang terpajang dimeja kerjaku. Foto ku bersama appa yang sedang tersenyum bahagia dengan ikan tangkapan kami.
“appa! Aku sudah melakukan yang benar kan? Dulu ia meninggalkan kita, dan aku bersikap seperti tadi, aku benar kan appa? Hiks.. hiks.. appa aku merindukan mu” Aku semakin terisak, mengenang semua kebahagian yang pernah kulalui bersama appa.

Kuletakan figura itu kembali ketempatnya, setelah merasakan kepalaku sedikit sakit.

“Nona kim kepalaku pusing, bisa kau buatkan teh hangat untuk ku… ne, Terima kasih” Ucapku ditelfon, seraya terus memijit lembut pelipis ku.
“ssssssh, ahh wajahku pasti pucat” akupun bangkit dari kursi bermaksud ingin berjalan ke arah kaca besar yang ada diruanganku ini. Namun baru beberapa langkah aku berjalan aku merasakan bumi seperti berputar, semuanya buram, dan…….

‘bukkkkkk’ semuanya gelap

FLASHBACK END

Monday morning On April
HyukFany’s House
Author POV
Saat ini usia kandungan tiffany sudah memasuki bulan ke 9. Ia sudah tidak kembali kekantor lagi karna dokter menyuruhnya untuk bedrest hingga waktunya melahirkan. Ia juga semakin susah untuk berjalan apalagi bangkit dari tempat duduk. Tiffany jadi sering mengerjai suaminya selama trimester ketiga kehamilannya ini. Minta diambilkan remote ketika suaminya itu sedang Gym diruang belakang, minta diambilkan minum ketika hyuk sedang asyik menonton bola, minta dipijit dan masih banyak lagi kegiatan yang aneh yang membuat hyukjae harus mengeluskan tangan didada bidangnya. Ia harus mengerti bahwa yang dirasakan fany selama 9 bulan ini tidak ada apa-apanya dengan apa yang ia rasakan.

“Chagi aku hari ini kekantor sebentar tidak apa-apa kan?” tanya hyuk seraya meghabiskan sarapannya di meja makan, sesungguhnya ia sedikit khawatir meninggalkan istrinya ini sendiri dirumah disaat kandungannya yang sudah memasuki bulan ke sembilan
“tidak apa oppa”
“aku hanya mengecek keadaan kantor, dan setelah itu pulang. Tidak akan lama. Ok nyonya lee” dilingkarkan hyuk tangan besarnya dipinggul yeoja yang tengah berdiri disebelah tempat ia duduk saat ini. maklum saja tiffany masih sibuk menata meja makan untuk bayi besar nya yang sedang sarapan ini.
“kalau ada apa-apa segera telfon aku ya” Lanjutnya, yang dijawab dengan anggukan fany.

“oiya, kemarin Nyonya jung kekantor ku, lusa ia akan berangkat ke amerika” ucap hyuk disaat fany sedang menuangkan air putih untuk hyuk
“benarkah? Kalo begitu bagus. Tidak ada wanita gila yang mengganggu ku lagi”
“Dia ibumu fany!! Kau tega mengatakannya wanita gila?”
“apa ia masih pantas disebut ibuku?setelah meninggalkan ku?” Bentak tiffany, seraya berjalan ke arah tempat pencucian piring, bermaksud untuk menghidari topik yang menurutnya tidak begitu penting ini
“kau bahkan tidak memberikannya kesempatan menjelaskan mengapa dulu ia meninggalkan mu kan?” Hening, hanya hening yang menjawab ucapan hyuk barusan. Fanny sadar, selama ini memang ia selalu menghindar setiap kali wanita itu ingin bertemu dengannya. Sesungguhnnya didalam lubuk hatinya yang paling dalam ia merindukan sesosok wanita itu, namun rasa rindunya itu sudah tertutupi oleh kabut kebencian didalam hatinya.
Hyuk akhirnya memeluk yeoja yang tengah berdiri memunggunginya saat ini.
“Ku mohon, sekaliiii saja kita bertemu dan berbincang dengannya. setelah itu aku janji kau tidak akan bertemu lagi dengannya” Fany hanya diam bahkan tidak membalas pelukan dari belakang hyuk
“Kalau kau tidak mau, lakukanlah demi aku. Ne” Bujuknya lagi

***
Seminggu setelahnya @ kona beans café
Tiffany POV
Ku sirup Hot chocolate ku dengan sangat nikmat. Hmm akhirnya tembok ke egoisan ku runtuh, yapp Hyuk oppa berhasil membujuk ku untuk bertemu Nyonya Jung siang ini. baiklah aku berharap ini pertemuan terakhir kami, karna yang ku tau ia sudah memesan tiket untuk kembali ke america besok. Dan setelah itu tidak ada lagi wanita gila yang menggangguku.
“Fany, kau tidak apa-apa? wajahmu pucat?” tanya hyuk oppa ditengah-tengah keheningangan kami
“benarkah? Mungkin karna bayi mu ini terus bergerak oppa. huh Aegya~ apa didalam sana ada taman bermain, mengapa kau tidak berhenti bergerak eum?” candaku seraya mengelus-elus permukaan perut buncit ku.
“ahahah hei kau nakal ya, menendangi eomma terus, lihat saja jika kau lahir nanti” timpal hyuk oppa dan ikut menyentuh perutku
“eoh? Mau kau apakan anak ku?”
“akan ku hukum dengan ribuan ciuman mesra di pipinya. Haha” huh ku pukul lembut lengan namja bermantel coklat yang duduk disebelahku.
Setelah sekian lama aku bersendah gurau dengan namja yang sangat aku cintai ini, ku sirup lagi hot chocolate ku untuk membasahi kerongkongan yang mulai kering.
Kemana wanita itu, aku paling tidak suka menunggu lama-lama.

“ahh hubungan rumah tangga kalian sepertinya berjalan dengan baik” ujar seorang wanita paruh baya berambut pendek dan berwarna coklat, tak lupa syal merah membalut lehernya dengan hangat, Tengah berdiri didepan mejaku dan hyuk oppa saat ini
“Oh Nyonya jung? Silahkan duduk” jawab hyuk oppa seraya berdiri dan menarik kursi untuk wanita berkulit putih ini. sementara aku tidak menyapanya atau memberinya hormat sama sekai. Beruntung aku sedang hamil besar jadi aku mempunyai alasan atas ketidak sopanan ku ini.
“kalian pasti sudah menungguku lama, maaf tadi jalanan sedikit padat. Fany bagaimana kabarmu dan cucu ku?” Mwo? apa katanya? Cucu? Dari mana ia mendapatkan ide untuk mengatakan bayi ku ini cucunya
“eum? Baik, sangat baik” jawabku dingin
“ahh syukurlah kalau begitu, hyuk kau pasti akan menjaganya dengan baik kan?”
“tentu saja nyonya. tiffany sangat bahagia hidup dengan ku” aku bisa merasakan senyum hangat hyuk oppa terlontar ke arah wanita itu. sesungguhnya aku ingin sekali mengeluarkan senyumku, tapi ntahlah untuk berpura-pura saja aku tidak bisa.
“aku percaya padamu hyuk”
“Fany!!” panggilnya seraya menggenggam tangan kiri ku yang kubiarkan tergeletak diata meja. Dengan Reflek ku tarik tanganku dari genggamannya.
“eomma ingat dulu kau sangat menyukai kue beras, apa kau masih menyukainya? Dulu ketika aku pulang bekerja, kau pasti menunggu ku dipinggir trotoar bersama gaho anjing kita dulu, lalu kau akan bertanya pada ku ‘eomma membawa apa?’ dan walau aku hanya membawa gorengan kau sudah sangat senang. eomma sangat merindukan masa-masa itu. Bahkan terkadang air mataku akan mengalir dengan sendirinya jika mengenang masa-masa saat kita bersama dulu” Ocehnya panjang lebar. Yapp aku ingat itu semua.. Aku ingat bagaimana indahnya seperempat hidupku dengan kehadiran seorang ibu dan aku juga ingat bagaimana pahitnya Sepanjang hidupku setelah ia meninggalkkanku.

Ditengah-tengah ocehan wanita ini aku merasakan perutku sedikit menegang, Sesungguhnya aku merasakan ini sejak tadi pagi.
‘aegya tenanglah didalam’ ucapku dalam hati seraya mengelus lembut perut buncit ku
“Hyuk, apa sampai sekarang ia tertidur masih dengan memeluk guling?”
“ne!!” jawab hyuk oppa, sementara aku hanya melayangkan tangan ku ke dahiku. Karna aku merasa butiran keringat sudah mulai keluar dari tubuhku
“sejak dulu ia emang tidak bisa tidur tanpa guling” dengan reflek ku remas tangan hyuk oppa yang sedari tadi ku genggam. Aku merasa kontraksi dalam perutku semakin sakit
“eoh? Fany kau kenapa?” menyadari cengkraman tanganku dan tubuhku sudah dipenuhi keringat, hyuk oppa segera mengelapkan selembar tisue di dahiku
“perutku sakit oppa” jawabku melemah, ntahlah aku tidak bisa melihat bagaimana wajah panik hyuk oppa saat ini. karna aku hanya bisa menggigit bibir bawahku dan memejamkan mataku. Menikmati sakitnya sesuatu yang mendesak ingin keluar dari dalam perutku.
“omo.. omoo.. cepat bawa kerumah sakit ia pasti sedang kontraksi” aku mendengar suara wanita menyuruhku agar segera kerumah sakit. hingga aku merasakan Bau parfume yang sangat aku kenal menggendongku, dan membawaku keluar.

***
In the Hospital
Author POV
Terihat sebuah kepanikan didepan ruangan bertulisakan ‘kamar bersalin’ di seoul hospital.
“aisssh mengapa lama sekali dokter memeriksanya” gumam hyuk yang sedari tadi khawatir akan kondisi orang yang dicintainya didalam sana.
“eomma!! Apa aku tidak bisa masuk, menemani tiffany? eoh?” Lanjutnya
“tenang hyuk!! Jika sudah waktunya kau pasti dipanggil kedalam” jawab wanita paruh baya seraya menenangkan putra nya itu. ia maklum karna ini adalah pengalaman pertama bagi hyuk.

Tidak lama, seorang dokter keluar dari ruangan serba putih itu dengan membawa dua buah kain berwarna biru.
“hanya dua orang yang bisa menemani fany didalam, pakai ini” jawab dokter tersebut seraya memberikan kain berwarna biru tersebut kepada hyuk.
Hyuk pun memberikan kain tersebut kepada ibunya, tanpa melirik kearah wanita lain yang juga merasakan kekhawatiran akan putrinya didalam sana.

***
setelah memakai kain biru yang berikan dokter, hyuk pun masuk dengan segera dan mendekati tubuh seorang yeoja yang terbaring lemah di ranjang bersalin saat ini.
“sssssssh….” Rintih fany, ia tidak tega melihat istrinya ini merintih kesakitan. Jika ia bisa mengantikannya sudah dipastikan ia bersedia menggantikan posisi tiffany saat ini.
“bagaimana jika kau dioprasi saja? Aku tidak bisa melihatmu seperti ini fany!” ujar hyuk seraya mengecup punggung tangan milik fany
“tidak mau oppa, aku menikmati ini” fany pun mengeluarkan senyuman terpaksanya, berusaha menunjukan bahwa ia tidak apa-apa
“sakit sekali ya?”
“ssssssh….” Fany hanya menjawabnya dengan gelengan namun disertai dengan rintihannya yang panjang.
“jangan berpura-pura chagi, ini pasti sekali kan”
“an-niyo op-pa. ssssh Aaaaaaah….. hiks~ hiks~” ia mengatakan bahwa ia tidak apa-apa namun siapa pun bisa melihat seperti apa wajahnya saat ini. wajah orang yang sedang menahan rasa sakit, seperti itulah wajah tiffany saat ini.
“bertahanlah kau pasti bisa melewatinya” ditengah-tengah para dokter dan suster sedang sibuk mempersiapkan peralatan persalinan, terlihat seorang wanita berambut coklat masuk kedalam dengan sedikit ragu-ragu. Satu sisi ia takut kehadirannya ditolak putrinya tapi dilain sisi ia ingin sekali menemani putrinya ini di detik-detik menjelang kelahiran cucu pertamanya.
“oh? Nyonya jung?” kejut hyuk ketika melihat penampakan seorang yeoja dihadapannya, ia bukannya tidak senang jika wanita ini ikut menemani tiffany. hanya saja ia takut tiffany marah melihat ini.

“nyonya tiffany jika kau merasakan kontraksi segera mengejan dengan kuat, ne!” perintah seorang suster dari balik paha tiffany.
“eeeeuuuuuuung!!!!!!” teriak fany, digenggamnya tanga namja disebelahnya dengan kuat. Sebetulnya ia sudah melihat kehadiran orang yang dibencinya itu. namun rasa sakitnya yang dialaminya saat ini membuatnya lupa bagaimana caranya marah.
“dorong lagi yang kuat nyonya” yeoja berambut pirang itu sedang mempersiapkan nafas selanjutnya, tanpa sengaja tangan kanan tiffany menarik gengganman tangan seorang wanita yang ikut menamaninya itu.
“euuuuuuuung. Hiks hiks oppa~ !!!” tiffany kembali mengerang. Sementara buliran hangat mengalir dari arah mata hyuk. Bukan karna sakit tanganya terus-terusan dicengkram fany, tapi karna ia tidak tega melihat orang yang dicintainya ini mengerang kesakitan

Setelah dua jam berlalu akhirnya tangisan itu pecah, tangisan seorang bayi mungil dan tampan yang digendong oleh tangan besar dokter yang menangani persalinan tiffany.
“Seperti prediksi kita, bayi kalian laki-laki. Selamat hyuk kau sudah menadi ayah” ucap dokter itu seraya memberikan bayinya ke tangan seorang suster untuk dibersihkan.
“gomawo uisa nim” jawab hyuk masih dengan buliran air mata membasahi pipinya
Sementara pemandangan lain terlihat dari arah yeoja yang masih lemah karna baru saja mempertaruhkan nyawanya untuk bayi kecilmya.
“gomawo chagi! Kau berhasil” dikecup hyuk kening tiffany dengan mesra, yang dijawab dengan anggukan lemahnya.

“Nyonya! Jika seperti ini rasa sakitnya mengapa dulu kau tega meninggalkanku?” ucap tiffany, sementara orang yang dipanggilya nyonya ini tidak bisa menjawab apa-apa. ia hanya bisa menangisi kesalahannya dimasa lalu.

***
Author POV
“oppa!” lirih tifffany yang baru saja sadar setelah memempertaruhkan nyawanya untuk melahrikan buah cintaya dengan lelaki yang sangat dicintainya ini.
“chagi! Kau sudah bangun?”
“Aku haus oppa” mendengar ini orang yang dipanggilnya oppa ini pun langsung memberikanya air putih hangat kearah tiffany dengan cara menyuapinya sesendok demi sesendok. Ia sengaja tidak menggunakan sedotan karna khawatir tiffany akan tersedak mengingat tiffany belum bisa duduk saat ini.
“Dimana yang lain?” tanya tiffany dengan wajah bingung, seraya memperhatikan ruangannya yang hanya ada dirinya dan hyuk jae
“umm uri HaeByeon masih di inkubator, eomma appa dan yang lain sepertiya masih asyik didepan ruangan bayi”
“Haebyeon? Lee Haebyeon? Kau sudah memberikannya nama? Terima kasih appa” senyum tiffany lagi,
“Terima kasih juga sudah bersusah payah melahirkan malaikat tampan itu” diusapkan hyuk tangan lembutnya diatas kepala yeoja yang masih terbaring lemah itu. Namun tidak berapa lama ia teringat sesuatu yang telah dititipkan kepadanya. Dengan cepat dirogoh kantong celana jeans nya dan memberikan sebuah lipatan kertas berwarna biru pada tiffany.

“apa ini oppa?” Tanya tifany bingung
“bacalah, aku juga belum membacanya”
Tifany pun membuka setiap leukakan lipatan dari kertas yang dipegangnya ini.
‘DEG’ jantungnya terasa seperti tertusuk duri saat membaca kalimat pertama dari surat tersebut

FROM MOM..
Fany sayang, selamat kau sudah menjadi seorang ibu. Ini seperti mimpi, aku bisa menemanimu disaat-saat persalinanmu.
Bayi mu sangat tampan, jaga dan cintai dia melebihi kau mencitai dirimu. Jadilah ibu yang hebat bagi putramu. Jangan meniruku, aku hanyalah seorang ibu pengecut yang tidak berani menghadapi pahitnya kehidupan.
Mungkin saat kau membaca surat ini kita sudah berada dalam zona waktu yang berbeda, Maaf lagi-lagi ibu harus meningalkan mu. Adik mu sakit di amerika, jadi aku harus menemaninya. Ibu janji setelah ia sehat ibu akan membawanya ke korea dan mengenalkannya padamu.

Sudah lama ibu ingin menjelaskan ini, mungkin sekarang saatnya. Dulu Ayahmu terus-terusan mabuk, berjudi dan pulang malam, ibu tidak kuat melihatnya seperti itu. Awalnya ibu pergi hanya ingin menghukum ayahmu agar ia tau seperti apa lelahnya mencari uang untuk keluarga. Tapi malapetaka malah jatuh pada ibu, ibu jatuh cinta pada sorang pria asing, terlena akan kemewahan yang selalu diberikannya hingga ibu lupa dengan kampung halaman ibu sendiri.
Kau mungkin berpikir ibu tidak pernah mencarimu atau bahkan ingat denganmu. Kau salah fany, aku terus mencarimu, beruntung suamiku orang yang baik ia menyewa banyak orang untuk mencarimu. Dan memang dewi fortuna berada dipihak ku. Akhirnya aku menemkanmu dengan hidup yang bahagia.

Fany, bisakah kau berhenti memanggilku nyonya? Aku merindukan kau memanggilku dengan sebutan eomma. Bisakah aku mendengar itu lagi walau hanya sekali?
Baiklah, anggap saja kau sudah mengucapkannya. Gomawo fany..
Jaga dirimu, jangan khawatir jika anakmu demam atau menangis ketika malam. Karna semua bayi pasti akan melewati masa-masa itu.
Ibu Mencintaimu..
With love
MOM

Setelah selesai membaca surat tersebut, wajah tiffany benar-benar basah. Ia terisak, menangis dan terisak.
“hiks~ eomma..~” lirih fany masih dengan memegang surat yang diberikan ibunya itu untuknya. Jauh dilubuk hatinya ia sangat menyesal telah bertindak kasar selama ibunya itu berada dikorea. Ingin sekali ia bangkit dari ranjangnya dan mengejar wanita yang telah melahirkannya itu lalu megatakan bahwa ia menyesal dan mengucapkan ‘jaga dirimu eomma’ dengan pelukan hangat untuk terakhir kalinya.
fany sudah merasakan seperti apa rasa sakitnya saat melairkan putra pertamanya, inilah yang membuat fany semakin merasa bersalah pada sikapnya selama ini.

FLASHBACK
Hyukjae POV
“Lee-Hae-byeon” eja ku membaca nama papan bayi tampan yang sedang tertidur nyenyak didalam hangatnya inkubator. Yapp aku sedang menatap bayi ku dari balik kaca besar ruangan bayi saat ini. aku dan tiffany sepakat memberikannya nama Hae Byeon sejak ia masih dalam kandungan. Ia sangat tampan, aku mungkin orang terberuntung didunia mendapatkan bayi tampan seperti mu haebyeon-aa.
hai bayi mungil tumbuhlah dengan baik, aku pasti akan lebih bekerja keras lagi untuk masa depan mu agar kau bisa menjadi kebanggaan ku dan eomma mu, arrachi!

‘tess’ ku usapkan jariku ketika merasakan ada cairan mengalir dipipiku. aku masih tidak menyangka aku seorang ayah sekarang, dan bayi tampan yang didalam inkubator itu adalah bayiku. Oh tuhan ini seperti mimpi. Rasanya baru kemarin aku menikah dengan tiffany. namun sekarang sudah ada bayi kecil yang memakai nama keluargaku dinama belakangnya.

“Lee Hae Byeon, nama yang bagus hyuk” kejut suara wanita dari arah belakangku, dengan cepat aku menoleh kesumber suara tersebut
“oh nyonya jung! Terima kasih” jawabku seraya membungkukan tubuhku dihadapannya
“aku yang seharusnya berterima kasih padamu. Terima kasih sudah membahagiakan putriku, terima kasih sudah memberikanku cucu yang tampan, Terima kasih hyuk” ia tersenyum hangat ke arahku, aku bisa melihat dari tatapan matanya, bahwa ia benar-benar tulus mengucapkan itu.
“Umm bisa kau memberikan ini pada fany?” di sodorkannya sebuah kertas berwarna biru muda ke arahku
“oh ini apa nyonya?”
“surat ucapan selamat untuknya, sebenarnya aku ingin bicara langsung. Tapi ia masih belum sadar. Banyak sekali yang ingin aku jelaskan padanya, aku berharap lewat surat ini ia bisa memberikanku kesempatan. Aku mengambil penerbangan jam 7 malam. Mungkin aku tidak akan sempat bertemu dengan fany, jadi kumohon sampaikan surat ku itu”
“pasti nyonya, aku pasti menyampaikannya. Keundae mengapa kau buru-buru kembali ke amerika? Aku yakin jika kau bertahan sedikit lebih lama tiffany pasti memaafkanmu”
“Aku mendapat telfon putraku sakit diamerika, mungkin ia rindu padaku karna terlalu lama meninggalkanya. Umm hyuk bisakah kau berhenti memanggilku nyonya? Aku ini mertuamu,harusnya kau memanggilku omoni”
“ahh baiklah omoni. Aku juga merasa seperti ini lebih baik” candaku yang juga disambut dengan tawa khas wanita yang dihadapanku ini. Namun ditegah sednah gura kami. Muncul seorang pria tegap membuyarkan pembicaran kami
“Nyonya, anda harus berangkat sekarang. Aku khawatir jalanan padat dan anda tertinggal pesawat” ucap pria tegap tersebut, ia adalah bodyguard sekaligus asisten dari mertuaku ini.
“ahh ne!! hae byeon-aa, halmoni pergi dulu ya, nanti kita bertemu lagi. titipkan salam pada eomma mu, katakan padanya bahwa halmoni sangat mencitainya, arrachi” aku hanya tersenyum melihat wanita ini bicara pada hae byeon. Namun tidak lama ia kembali menatapku
“Hyuk! Kau juga jaga tiffany dan bayi kalian dengan baik, ne! jika urusan ku sudah selesai diamerica aku akan kembali lagi ke korea. Dan pastikan surat ku dibaca oleh tiffany”
“Ne, omoni! Berikan salam ku pada keluarga mu di america”

FLASHBACK END

3th years later
Author POV
“hwaaaaaaaa eommaaaaa” teriak seorang bocah dari kejauan yang dengan sentok membuat ibu dari bocah ini berlari kearahnya
“haebyeon ada apa?” yapp bocah yang dilahirkan tiffany 3 tahun yang lalu sekarang sudah tumbuh menjadi anak yang pintar, dan lincah. Berlari kesana berlari kesini, hingga akhirnya ia terjatuh sendiri dan menangis
“bibi! Haebyeon jatuh sendiri, sungguh bukan aku yang membutnya jatuh” ujar bocah wanita yang sedari tadi bermain dengan haebyeon.
“iya yubin sayang, bibi mengerti! Hey jagoan tidak boleh menangis, apa kau mendapatkan kupu-kupunya? Coba eomma lihat tanganmu… Ahh dia sudah terbang” canda tiffany bermaksud menenangkan haebyeon seraya menyapu telapak tangan putra semata wayangnya ini. setelah memastikan haebyeon tidak apa-apa tiffany pun menggendongnya ketempat dimana keluarga sedang berkumpul.

siang ini seluruh keluarga Lee sedang berada di sukmo island untuk berlibur bersama.
“hey!! Putra appa mengapa digendong, eum?” tanya hyukjae yang sedang membolak balikan barbeque di tempat pemanggangan
“apa kalian bertengkar?” timpal yeoja yang tengah duduk manis di kursi seraya menarik yubin kepelukannya, terlihat perutnya terlihat membesar. Yapp Sora, noona dari hyukjae saat ini tengah mengandung anak keduanya.
“aniyo eonnie, Haebyeon hanya sedang ingin bermaja-manja denganku” jawab tiffany masih menggendong putra kesayangannya ini

“James! how you feel doing here?” tanya fany ke arah pria tinggi berwajah kebarat-baratan yang juga sedang membalik-balikan barbeque bersama hyuk.
“I feel happy Fany, you all treat me like im your family” jawabnya dengan bahasa inggris yang lancar. Yapp laki-laki ini adik tiri tifany. Hubungannya dengan ibu yang sempat meninggalkannya dulu kini telah membaik. ia bahkan ikut ke sukmo island.
“James!! called her Noona, don’t call by name.cause she is older than you and she is your sister. Understand” Ajar seorang wanita paruh baya kepada pria berambut pirang tersebut
“tidak apa eomma, aku bisa mengerti kebudayaan barat” jawab fany lembut, saat ini sudah tidak ada lagi tatapan benci dimatanya yang ada hanyalah tatapan hangat dan senyuman tulus darinya. Semua sudah kembali seperti semula. Selama ini ia berpikir kebahagian tidak akan pernah ada dipihaknya. Namun pikiran itu segera ia buang jauh-jauh semanjak kehadiran haebyeon dikehidupannya. Ia berhasil membuang pikiran buruknya tentang ibu yang sudah melahirkannya ini.
Tiffany bahkan sudah sangat dekat dengan james pria jangkung dan berambut pirang anak dari ibu tiffany dengan suami keduanya atau lebh tepatnya adik tiri tiffany.

“yubin dipangku haraboji dan haebyeon dipangku halmoni. Baiklah kamera siap. Chagi kau kurang merapat sedikit, biar nanti aku berdiri disebelahmu” Ujar hyuk ketika bersiap mengambil foto keluarga ditaman tepat depan villa keluarga tempat mereka menghabiskan liburan.
Setelah memastikan selftimer sudah menyala, hyukjae pun berlari kesebelah kanan dimana tiffany berdiri

‘cheers!!’

THE END_

Finnaly setelah berbulan bulan ^^ hyukfany nya kelar. Gomawo udah baca dan gomawo udah comment
Follow @fanfiction2012 for next FF information. *DeepBowing

Posted from WordPress for Android

27 comments on “The Real Happiness FF ONESHOOT (HyukFany Married Life / A chance sequel)

  • ceritanya bener bener bagus kena banget bisa bikin senyumsenyum sendiri,kesel, nangis pokoknya keren banget! bikin hyukfany lagi ya chingu yg panjang kaya ff ini *maksa hehe 😀

  • Bukannya Tiffany Gk PunyA adik Ɣª?atau punya?
    Tuhkan thor,ohya,ibunya tiffany juga Ʊϑaђ meninggal kan,ĶëѝąÞą di ceritanya masih ada??
    Jadi bingung*dasar lu nya Ǻjǻ yang koplak-__i

  • Bongkar2 wp tau tau nemu ni ff 🙂
    Huwaaa bagus ! Thor panjang lengkap ga gantung ceritanya . Ini ff yg aku cari2 ceritanya panjang dan beruntun yg oneshoot *walopun pengennya sifany* 😀 daebak author jjang ! Goodjob thor

  • Aihh Jinjjaaa 😀 kerennn banget author sipp banget FFnya.
    dan kebetulan aku jg HyukFany shipper nih aahahah 😀 bikin lg married life yg lebih bagus ya thor.. Author fighting!!~

  • Leave a reply to Sone Cancel reply