The person that I loved (yoonhae couple ff) oneshoot

Published July 21, 2012 by fanfiction2012

Title : The person who I loved (Yoonhae couple FF) oneshoot
Genre : Romantic, Sad, Angry
Character : SJ’s Lee Donghae, SNSD’s Im yoona, SNSD’s Jessica jung
Cameo : Lee Yoojin (as YoonHae’s son) SJ’s and Choi siwon
Author : Kim L
Note : THIS FANFIC DEDICATED FOR ALL AGE, And all Sugen pairing in the world kkk..
Mian kalo ada sedikit salah ketik, atau ada kurang setuju dengan bagian endingnya. Author sudah berusaha semampu otak author untuk membuat endingnya yang menguras air mata.
Check it out~

[LDH Entertaiment]
Donghae POV
“hhhhhhh” ku hembuskan nafasku ke udara seraya memandang langit langit ruanganku, pikiranku melayang kepada jessica jung. Wanita yang selama 3 bulan ini lumayan dekat denganku, ntahlah hubungan apa yang sedang kujalani sekarang. ia membuatku nyaman setiap kali dengannya, ditambah hubunganku dengan yoona akhir akir ini yang sedang tidak akur. Sica adalah satu satunya orang yang bisa membuat hatiku damai untuk saat ini. aku rasa hubungan kami sudah melaju lebih dari pada hubungan boss dan sekertaris. Ahh ntahlah satu sisi kepribadian sica sangat menarik, ia bisa membuat ku tertawa ketika mood ku sedang tidak baik.
“oppa su….~ oh? Ada apa? mukamu terlihat berbeda oppa” aku sedikit terkejut ketika tiba-tiba sica masuk keruangaku tanpa mengetuk pintu. Bukannya marah tapi aku malah tersenyum melihat kehadirannya yang tiba-tiba ini. bagaimana bisa aku sedang memikirkannya dan tiba-tiba ia hadir dihadapanku.
“apa ada masalah?” lanjutnya lagi seraya mendekatiku
“aniyo, aku tidak apa-apa”
“um, jam makan siang sudah mau habis. Lalu Mau sampai kapan presdir duduk dikursi itu dan memikirkan pekerjaan? Um?”
“ahh aku hampir lupa, apa kau sudah makan siang sic?” tanyaku seraya merapihkan berkas berkas yang ada dimeja ku dan bersiap untuk keluar
“tentu saja sudah” jawabnya enteng
“mwo? mengapa kau tidak mengajak ku?”
“karna aku pikir kau masih sibuk oppa”
“aissssh yeoja ini, aku tidak mau tau kau harus menemaniku makan siang!! Kajja!” tanpa aba-aba ku tarik tangan yeoja berambut pirang ini. aku tidak mempudilakan dengan teriakannya karna terkejut.
***
“oppa semua orang memperhatikan kita, bagaimana jika scandal kita muncul” bisik sica pelan, aku baru sadar aku terus menggengam tangannya bahkan sampai saat ini kami berdiri menunggu didepan lift. Aku pun segera melepaskan genggaman tanganku, aissssh bodohnya kau Lee donghae. Aku mencoba tersenyum ramah kepada setiap pegawai yang memperhatikan tingkah anehku dan sica, berharap mereka tidak mempunyai pikiran macam macam.
**********
Akirnya aku memutuskan untuk makan siang direstoran jepang, tidak jauh dari kantorku. Namun belum sempat aku membuka pintu mobil. 3 orang yang berjalan didepan mobilku sedikit mencuri perhatian, mereka seperti orang yang ku kenal

“mwoooo? Yoong? Yoojin? Dan sibrengsek itu? hhhh jinja!!” ucapku secara lantang yang sukses membuat sica disampingku ikut memperhatikan apa yang membuatku terkejut saat ini.
“eo!! oppa, gwenchana?”
“aissh orang ini harus ku beri pelajaran” aku pun bergegas membuka pintu mobilku. Kesabaranku sudah habis, bisa dikatakan emosi ku sudah di puncak saat ini.
“oppa tenanglah!! Kumohon jangan seperti ini” teriak sica, ditariknya tanganku yang berhasil mengurungkan niatku untuk menghajar pria yang sedang menggandeng tangan yoojin itu.
“bagaimana aku bisa diam melihat istriku selingkuh” secara tidak sengaja aku membentak sica, emosi ku masih belum bisa terkontrol. Ditambah lagi saat ini pria brengsek itu menarik kursi untuk yoona.
“melihat istrimu selingkuh? Lalu bagaimana dengan kita? Bukankah kita juga menjalin hubungan?” tegurnya yang sukses membuatku sedikit tercekat oleh ucapannya
“sic~”
“oppa…. pikirkan reputasimu? Itu bukan hanya akan mempengaruhi perusahaan tapi lihatlah disana juga ada yoojin, apa yang akan ada dibenaknya jika melihat ayahnya berkelahi? Jadi kumohon pikirkan baik-baik jika kau ingin menghajarnya” perasaan ku sedikit tenang mendengar ucapannya barusan.
Ku ambil tangan kirinya yang masih mencekram pergelangan tanganku dengan kuat
“gomawo” ucapku seraya mencium punggung tangannya
“untuk apa oppa?”
“untuk selalu berada disisiku, gomawo”
“mulai sekarang berpikirlah lebih matang sebelum melakukan sesuatu. Arraso!!”
“um”
“yasudah kalau begitu kita cari restoran lain, ne!”

Aku pun melajukan mobil ku ke restoran lain yang ada di seoul ini, walau sesungguhnya nafsu makanku hilang tapi sica memaksa ku untuk harus makan siang. Bayangan yoona dan lelaki brengsek tadi masih teringat jelas dibayanganku. Bahkan yang membuat dadaku semakin sesak adalah ia juga mengajak yoojin untuk kencan diam diamnya. Arrrrgh lihatlah jika ada waktu yang tepat aku pasti akan meninju wajah tampanmu choi siwon.

****

[YoonHae’s House]
Yoona POV
Aku baru saja selesai mandi “oh?!” gumamku ketika melihat sesosok tubuh pria yang sudah sangat ku kenal ada didalam kamar sedang membuka dasi yang dipakainya. Donghae oppa sejak kapan ia pulang dari kantor, aku bahkan tidak mendengar suara mobilnya
“oppa kau sudah pulang?” tanyaku seraya membuka balutan handuk dirambutku
“um!”
“mau ku buatkan air hangat untuk mu?”
“kau kemana saja hari ini yong?” tanya donghae oppa dengan nada dingin
“tidak banyak, sehabis menjeput yoojin aku langsung kembali kerumah”
“…..” ku dengar donghae oppa tidak menjawab, ahh pantas saja ia sepertinya tertidur. Kulihat ia sudah membaringkan tubuhnya dengan pergelangan tangan kiri menutup sebagian kedua matanya
“oppa kau harus mandi dulu baru tidur” tegur ku, yang masih sibuk menyisir tiap helai rambutku dimeja rias
“kau yakin sehabis menjeput yoojin kau langsung kembali kerumah?”
“omo, ku pikir kau sudah tidur.. tentu saja aku langsung kembali kerumah”
“KOJIMAL!!” aku hampir menjatuhkan sisirku ketika mendengar donghae oppa berteriak
“o…ooppa ada apa denganmu?” kubalikan tubuhku menghadap donghae oppa yang sedang terduduk dikasur tidak jauh dari meja riasku
“kau pergi denganya lagi kan?”
“oppa aku tidak..~”
“aku melihatnya, aku melihatnya yooong, aku melihatnya” bentaknya lagi, aku pun berlari kearah donghae oppa dan memeluk tubuhnya, walau tidak mendapatkan balasan hanya ini yang bisa kulakukan, Jika aku menjelaskan semuanya donghae oppa pasti tidak akan percaya padaku.
“sekarang apa? apa lagi alasanmu untuk menutupi perselingkuan kalian?”
“oppa, kumohon percayalah aku tidak…..~” aku pun mencoba menjelasankan yang sebenarnya pada donghae oppa walau dengan terisak namun belum sempat aku meneruskanya, omongan ku sudah terpotong.
“sudahlah, tidak ada gunanya kau seperti ini, kau tau yong? Aku kecewa!!” dilepaskan nya pelukanku, aku melihat ia mengambil kunci mobilnya dan pergi keluar .
“o…oppa kau mau kemana?” teriak ku lemah yang dijawabnya hanya dengan bantingan pintu, yatuhan apa yang harus aku lakukan. Donghae oppa benar-benar marah padaku. Seharusnya aku tau akan terjadi seperti ini, seharunya aku menolak ajakan siwon oppa untuk makan siang bersama, seharusnya aku sadar kalau donghae oppa adalah orang yang pencemburu.

Rasanya aku ingin menjerit ketika mendengar suara mobil donghae oppa berharap ia mengurungkan niatnya untuk pergi dari rumah, tapi aku menahan jeritan ku. aku tidak ingin yoojin melihatku menangis.

“eommaaaaaa!!!” tiba tiba terdengar suara mungil yang sangat ku kenal memanggilku dari luar kamar. Dengan segera aku menghapus sisa air mataku sebelum yoojin masuk dan memergoki ku sedang menangis.
“eomma, appa eodiga?” benar saja, belum sempat kupersilahkan masuk namun yoojin sudah berdiri manis didepan pintu. Beruntung air mataku sudah tidak terlihat
“eo? appa ada urusan mendadak sayang, jadi ia harus pergi lagi” jelas ku seraya menariknya kedalam pangkuanku.
“eomma sepertinya appa marah pada yoojin”
“um? Waeyo?”
“saat pulang kantor appa tidak mencium ku ia langsung ke kamar, lalu saat appa pergi lagi ia juga tidak menegur ku sama sekali” terang yoojin dengan muka polosnya
“appa sangat menyayangi yoojin, mungkin hari ini appa sedang lelah karna terlalu banyak pekerjaan. Nanti eomma akan memarahi appa karna tidak mempedulikan jagoannya. Huh” candaku seraya memencet hidung yoojin dengan gemas. Ku dekap tubuh yoojin dengan hangat, jika perasaan ku sedang kacau seperti sekarang, memeluk yoojin adalah satu satunya obat terampuh

[other place]
Author POV
Setelah pertengkarannya dengan yoona, donghae memutuskan untuk tidak tidur dirumah malam ini. ia melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata, beruntung jalanan seoul tidak begitu ramai seperti biasanya.Saat ini perasaannya tengah diburu rasa cemburu. Bagaimana tidak, istri yang sangat dicintainya tertangkap basah sedang jalan bersama pria yang notabene nya adalah mantan kekasih dari yoona.
Dengan kecepatan mobil yang masih diatas rata rata donghae pun mencoba mengambil android putih nya yang tergeletak di dashboard mobil dan memencet panggilan cepat nomer 2
“ne oppa” tidak lama setelah donghae memencet tombol hijau, terdengar seorang wanita menjawab sambungan telfon namja bertangan besar ini.
“sica-aa, eodie?”
“apartement, waeyo?”
“baiklah aku dalam perjalanan kesana”
*klik
Donghae pun melajukan mobilnya ke arah yang selama beberapa bulan belakangan ini sudah dilaluinya. Karna tidak jarang donghae menjemput sica ataupun mengantar sica pulang ke apartement nya.
Dan seperti sekarang ini, ketika donghae sedang bertengkar hebat dengan yoona. Ia akan merasa nyaman jika berada didekat sekertarisnya itu.

[Sica’s Apartement]
*tingnong!!
“nee~” teriak seorang wanita berambut pirang , seraya berlari kearah pintu apartement nya. sepertinya sudah tau siapa tamunya ini.
“oppa~ masuklah” ucapnya
“aku bertengkar lagi dengannya” donghae pun merebahkan tubuhnya disofa merah milik sica. Ia sudah menganggap apartement sekertarisnya ini seperti rumah kedua baginya. Ia juga bebas melakukan apapun disini karna sica hanya tinggal sendiri diapartementnya.
“tenangkan dulu dirimu, kau sudah makan malam?” tanya sica seraya melangkah menuju kerah dapur, mungkin ia ingin menyiapkan makan malam untuk donghae yang sedang memiliki pikiran kacau saat ini.

“oppaaa aku sudah menyiapkan makan malam” terdengar teriakan jessica dari arah dapur, donghae sengaja tidak menjawab seruan kekasih gelapnya ini. ia malah mengendap endap dari belakang punggung jessica dan
‘happp!!!’ dipeluk donghae tubuh wanita berambut pirang itu dari belakang
“ahh oppa!! kau mengagetkanku”
“sic~” masih dengan sikap memeluk sica dari belakang, donghae pun menaruh kepalanya di bahu milik yeoja berambut pirang itu
“oppa, isssssh ini menggelikan. Aku sedang me~”
“Saranghae” bisik donghae secara tiba-tiba tepat ditelinganya, yang cukup membuat sica kaget mendengarnya. Ia pun membalikan tubuhnya hingga donghae dan dirinya berada dalam posisi saling menatap satu sama lain dalam jarak yang sangat amat dekat.
“oppa, sampai kapan kita seperti ini?”
“apa kau merasa tidak nyaman?”
“aniyo, hanya saja aku merasa kasihan pada istrimu. Bermain belakang dengan mu membuatku terlihat seperti….~”
“pssssst!!!” ditaruh donghae telunjuknya tepat dibibir tipis jessica yang berhasil membuatnya terdiam tanpa meneruskan ucapannya
“kumohon bersabarlah sebentar lagi, hubungan ku dan yoona bisa dipastikan tidak akan lama lagi” dipeluknya tubuh mungil sica, Menikmati setiap denyut jantung yang ia rasakan. sementara jessica merasa tidak pantas berada diposisi ini. Semakin lama perasaan cintanya semakin mendalam. Membuatnya ingin memiliki donghae seutuhnya, namun dilain sisi ia tidak tega untuk melukai perasaan yoona, yang notabene nya adalah yeoja yang sudah dinikahi donghae sejak 5 tahun lalu.
***
“kau tidak makan?” tanya donghae seraya memasukan sesendok sup kedalam mulutnya, sementara jessica hanya duduk disampingnya memperhatikan pria yang ada dihadapannya ini memakan masakan buatannya. Ini memang bukan kali pertama, tapi jessica merasa senang setiap kali ia bisa memasak untuk kekasihnya ini.
“memperhatikan ku saja tidak akan membuatmu kenyang sic~” lanjutnya, merasa tersindir gadis berperawakan mungil ini pun merubah posisinya dan mencoba untuk menuang air putih yang ada dihadapannya
“aku sudah makan” jawab sica setelah itu.

~drrrrt…drrrrtt~ sebuah handphone android putih yang tergeletak manis dimeja makan pun bergetar menunjukan ada panggilan masuk
“ah untuk apa wanita ini menelfon” ucap donghae acuh setelah melihat siapa yang menganggu makan malam nya ini
“jawablah oppa”
“shireo!! Untuk apa”
“ck!! Baiklah biar aku yang menjawab” mendengar gertakan sekertarisnya ini donghae pun segera mengambil handpone nya dan menjawab telfonnya
“ani ani aku akan menjawabnya”

“yobeuseyooo” jawab donghae dengan nada berat
“….” Melihat sica menempelkan kupingnya tepat dihandphone donghae, pria itu pun memutuskan untuk Load speaker handphonenya
“eo, yoojin-aa.. ada apa eum?”
“appa eodigaso?”
“ummm appa tidak pulang malam ini, kau sudah makan?”
“mengapa tidak pulang?”
“ appa harus pergi ke namyangju malam ini sayang, kau dirumah dengan eomma, ne?”
“ne appa!! Appa sedang apa?”
“ummm sedang makan.. yoojin-aa apa eomma ada disebelahmu?”
“ne, appa ingin bicara?”
“ani.. ani.. yoojin-aa besok appa telfon lagi ne.. kau tidurlah ini sudah larut”
“appa kapan pulang?”
“mugkin lusa, baiklah sekarang kau harus tidur. Mimpikan appa jangan yang lain. Arraso?
“yes sir!!”
“ne~ jaljaaaaa”
Beep!!! Telfon pun terputus disambut dengan senyum hangat dari arah wanita yang sedari tadi mendengarkan setiap percakapan hangat antara ayah dan anak tersebut.

“Good Father” ucap sica seraya mengelus lengan besar milik pria berwajah tampan yang ada dihadapannya.
“apa kau cemburu?” tanya donghae seraya melanjutkan makanannya yang sempat tertunda
“aniyooooo, untuk apa aku cemburu? Kau terlihat manis jika sedang berbicara dengan putramu oppa”
“gomawo” balas donghae dengan senyum khas nya yang sukses membuat kedua pipi sica berubah merona.

***
06.00AM
Pagi pun menyambut , disebuah kamar apartement nomer 122 terlihat dua orang masih terelap indah dengan mimpi mereka masing masing. Walau tidak terikat dalam hubungan pernikahan, dua pasangan ini memang sudah terbiasa untuk tidur seranjang. Seorang yeoja berambut pirang dan bertubuh mungil itu pun mulai menggerakan tubuhnya, dan sedikit membuka matanya . ia sudah tidak terkejut lagi melihat keberadaan pria yang ada disamping ranjangnya, ia malah mengeluarkan seburat senyuman diwajahnya seraya memeluk erat tubuh besar namja yang tidur seranjang dengannya ini. ia berharap setiap paginya bisa seperti ini. ia berharap namja yang dipeluknya ini hanyalah miliknya seorang, namun kenyataan berkata lain. Sica sadar bahwa selama ini ia hanya dijadikan pelampiasan kecemburuan donghae akan yoona, tapi walau seperti itu ia tetap senang mengingat ia hidup sendiri di seoul, hanya donghae lah yang bisa membuatnya kuat hidup dalam kesendirian.
Sica kembali memejamkan matanya masih dengan posisi memeluk namja disampingnya dengan erat, merasakan setiap degupan jantungnya dan deruan dengkurnya yang menurut sica itu sexy. Bau parfum mahal donghae juga masih melekat dikaos yang dikenakannya membuat yeoja bermata besar ini semakin nyaman memeluknya.

Donghae POV
Ahh mengapa nafasku begitu sesak, ku gerakan tanganku merasakan ada penahanan dari kulit lembut dan hangat, segera ku kumpulkan nyawaku dan perlahan membuka mataku untuk melihat apa yang menahanku bergerak saat ini.
Ahh sudah kuduga tangan lembut sica sedang memeluk ku, seburat senyum terlontar dibibirku. Yeoja ini selalu nyaman dengan posisi ini, ku layangkan tangan ku yang satunya untuk mengusap lembut rambutnya, yang sukses membuatnya menoleh kearahku
“oppa kau sudah bangun?”
“tentu saja, kau memeluk ku hingga aku susah bernafas”
“eoh jinjja? Mianhae”
“gwenchana sic~ ahh jam berapa ini” ucapku seraya mencari cari keberadaan jam
“jam 6 oppa, kau mandilah dulu. Aku akan menyiapkan sarapan dan pakaianmu, yang kemarin sudah ku londrey” ocehnya, aku hanya tersenyum melihatnya. Wanita ini benar-benar wanita yang baik, jika aku tidak bertemu yoona terlebih dahulu mungkin aku sudah menikahi sica.

****
[YooJin’s School]
Yoona POV
“yoojin-aa!! nanti jika eomma belum datang menjemputmu, kau tunggu saja didalam sekolah. Ne!”
“oke eomma!!” Pagi ini aku mengantar yoojin kesekolah, ahh anak ku ini benar-benar tampan. Saat besar nanti pasti akan banyak yeoja yang mengantri untuknya.
“baiklah, sekarang kau masuk. Selama disekolah tidak boleh nakal. Arraso”
“oke eomma!!”
~chuuuu~ ku daratkan ciuman mesra dipipi kanan yoojin, namun tidak lama setelah itu ia malah mengerucutkan bibirnya serta mengelap bekas kiss ku barusan
“waeyo yoojin-aa?” tanya ku heran
“eomma aku malu eomma mencium ku didepan teman-teman, aku terlihat seperti anak kecil” jawabnya polos, omonaaa~ anak ku ini dewasa sebelum waktunya
“omo!! Ahhh baiklah eomma tidak akan melakukannya lagi. kau harus belajar yang benar, ne yoojin” aku hanya terseyum melihat yoojin menganggukan kepalanya dan mulai beranjak memasuki gerbang sekolahnya.

Setelah mengantar yoojin sekolah aku berencana untuk mengunjungi donghae oppa dikantornya. Aku harus minta maaf padanya dan menjelaskan semuannya. sebelum menuju kearah kantornya, ku lajukan mobil audy merah ku ini kearah toko kue langganan donghae oppa. yapp tentu saja untuk membeli cake kesukaannya, berharap dengan ini ia bisa memaafkan ku. walau aku tau akan sulit, mengingat donghae oppa yang mempunyai sifat sedikit keras kepala persis yoojin.

Setelah berhasil mendapatkan cake yang ku cari, tanpa menunggu apa-apa lagi aku segera menuju kearah kantor donghae oppa. beruntung jalanan seoul saat ini tidak begitu padat, jadi aku bisa cepat bertemu dengan suami ku yang manja itu. huh bertengkar dengannya sungguh menyiksa, rasa rinduku akan bertambah dua kali lipat setiap habis bertengkar denganya..

Aku melangkahkan kaki ku disebuah gedung berinterior minimalis mewah, ahh sudah lama sekali aku tidak kemari, banyak yang berubah dari interior dalam gedung ini. Ku lemparkan senyum manis ku terhadap setiap pegawai yang memberikan salam. Aku bisa mengenali mereka yang memberikan salam adalah pegawai lama, sedangkan pegawai baru mungkin mereka belum mengenal aku siapa. Baiklah bukan masalah besar, yang penting saat ini aku merindukan presdir perusahaan ini.

Pintu lift pun akhirnya terbuka, tidak begitu ramai disini hanya dua orang perempuan dan satu laki-laki. Aku tidak terlalu menegasi wajah mereka satu persatu.
“eoh!! Nyonya Lee, sudah lama sekali tidak kemari” sapa seorang pria yang wajahnya tidak asing bagiku, kulihat namanya di nametag ‘Park jungsoo’, ohh aku mulai ingat dulu ia hanyalah pegawai biasa, tapi lihatlah sekarang dia memakai nametag bertuliskan manager promosi
“omona!! Tuan Park kau masih bekerja disini rupanya. Bagaimana kabarmu?”
“sangat baik nyonya!! Eiy segera beri salam, nyonya ini adalah istri presdir Lee” suruhnya kepada dua orang wanita yang sedari tadi hanya memperhatikanku, wajah mereka begitu polos. Aku hanya melemparkan senyum ku kearah mereka
“kalian bekerjalah dengan baik, ne” ucapku ramah
Tidak lama lift pun berbunyi menandakan bahwa kami sudah berada ditingkat yang diinginkan.
“Mari tuan Park, dan kalian Fighting” ucapku memberi semangat kepada dua pegawai baru tersebut seraya keluar lift.

Aku sampai dilantai 3, aku pun segera menuju keruangan donghae oppa
“eoh? Mana sekertaris jung?” ucap batinku setelah tidak melihat seorang pun dimeja depan ruangan donghae oppa, apa mereka sedang ada meeting? Ahh baiklah lebih baik aku menunggu didalam.
Aku pun membuka pintu ruangan donghae oppa tanpa mengetuk pintu.
Namun apa yang aku lihat ini? apa aku salah ruangan?

“o..oppa!!” lirih ku ditengah keterkejutan ku melihat pemandangan menjijikan dihadapanku ini, orang yang sangat aku cintai bercumbu dengan wanita lain, dibelakangku?
“eo? yong? Ada apa?” tanya nya santai, ia seperti tidak terkejut dengan kehadiran ku, ia malah semakin mengeratkan tangannya dipinggang milik yeoja itu
“a..aapa yang sedang kalian lakukan?” tanyaku mencoba berpura pura tidak melihat kemesraan yang mereka tunjukan.
“nyonya lee maaf, ini…”
“bisa kau tinggalkan kami berdua nona jung?” potongku
“untuk apa? biarkan ia disini, ia sekertarisku, tentu harus selalu berada disisiku” dan kali ini suamiku malah menahannya, untung wanita ini masih punya rasa malu hingga ia menuruti kata ku untuk meninggalkan ruangan ini.

“kita impas bukan? Kau bersama superman mu itu dan aku bersama sekertarisku”
“jadi kau hanya mempergunakanya sebagai pelampiasanmu?”
“aniyo!! Kurasa aku mulai benar-benar menyayanginya, dia mempedulikan ku lebih dari pada istriku sendiri, dia juga dapat memahami setiap kekuranganku, dan dia wanita yang..~’
‘plak!!!~’
“jangan pernah sentuh yoojin lagi!! aku tidak mau tangan kotormu meyentuh anak ku” hatiku benar-benar sakit saat ini, bayangkan bagaimana rasanya ketika orang yang kau cintai malah mengatakan bahwa ia mempuyai wanita idaman lain. Air mataku pun mengalir seraya aku melangkah dari ruangan ini.
Ketika aku ingin membuka pintu, tiba-tiba donghae oppa berlari kearah ku dan menarik tanganku dengan kasar ‘Slept~’
“yoojin juga anakku, kau tidak berhak melarangku menyentuhnya” air mataku mulai mengalir melihat tatapan donghae oppa, aku pun segera melepaskan cengkraman tangannya
“keuReu!!! Lakukanlah semua yang kau mau” ucapku dengan suara bergetar dan pergi meninggalkan pria yang sudah membuat hatiku ini hancur menjadi kepingan sampah yang tidak ada gunanya.

Author Pov
Beberapa hari pun berlalu setelah kejadian yoona memergoki suaminya sedang bercumbu dengan sekertarisnya. Hubungan mereka yang tadinya memang dingin sekarang semakin dingin dan pertengkaran yang sering mereka hadapi pun semakin hebat, hanya didepan yoojin mereka bertingkah layaknya tidak ada masalah apapun. Walau beberapa kali yoojin memergoki mereka sedang bertengkar. Hingga akhirnya yoona tidak kuat dengan tingkah donghae, ia pun mencari pengacara terbaik diseoul untuk melayangkan surat cerai terhadapnya. Sudah sampai sidang kedua hubungan mereka belum juga membaik, malah semakin parah. Mereka merahasiakan perceraian mereka dari yoojin, bahkan sampai saat ini mereka masih tidur seranjang.

Setelah menyelesaikan tugasnya di gwangju, donghae langsung meluncur ke kantor pengadilan untuk menghadiri sidang percerainya, terlihat diwajahnya ia sangat tidak mengharapkan ini. kali ini ia sengaja tidak ditemani sekertarisnya, ia tidak ingin memperkeruh keadaan. Tapi jika ia tau yoona membawa siwon disidang perceraian mereka, ia sudah memantapkan diri akan menaruh cap kepalan tanganya diwajah tampan milik pewaris perusahaan hyundai itu, tidak peduli apa yang akan terjadi setelah itu.

Beberapa menit setelah donghae tiba, seorang wanita dengan stelan blezer coklat dan rambutnya yang digulung rapi kebelakang berjalan ditemani pengacaranya. Tidak terlihat seorang special pun yang menemaninya hari ini. Dari kejauhan tampak sepasang mata memperhatikan yeoja cantik ini, tersirat jelas diwajahnya ia tidak ingin berpisah dengan yeoja yang sudah 5 tahun bersamanya.

Donghae pov

Ini seperti mimpi, jika mengingat bagaimana indahnya awal rumah tangga kami, saat-saat pertama mengetahui Yoona hamil dan melahirkan seorang jagoan kecil semua begitu indah dan nyata, tapi semua itu berubah 180º ketika si brengsek itu datang mengganggu rumah tangga kami. Yoona yang ku kenal dulu begitu lembut, dan selalu menceritakan padaku seberapa kecil pun masalah yang dimilikinya, sungguh berbeda dengan Yoona yang sekarang ia jadi lebih tertutup oh bahkan ia menggunakan password untuk handphonenya. Aku sudah bisa mencium bau perselingkuhan dari nya namun Yoona selalu menyangkal bahwa ia ada hubungan special dengan Choi siwon mantan kekasihya sewaktu SMA, tetapi kenyataan tidak bisa bohong, sudah sangat sering aku memergoki mereka jalan bersama bahkan bersama yoojin. Pertengkaran demi pertengkaran harus ku hadapi tiga tahun belakangan ini.
Keluargaku dan kedua mertuaku sangat tidak menyetujui perceraian ini, namun menurut kami ini adalah jalan terbaik untuk kami dan mental yoojin, yoona tidak ingin jika yoojin terlalu sering memergoki kami berkelahi.

Jika bukan karna lelaki brengsek itu, kita tidak akan ada disini yong!! Mungkin sekarang kita sedang berlibur ke eropa bersama yoojin, dan aku juga tidak akan membalasmu dengan bermain api bersama Jessica.
Kutatap dari kejauhan wajah wanita yang sedang tertunduk menatap layar handphone nya. Wajah yang tidak akan pernah lagi kulihat ketika pagi ku menyambut. Ahh aku merindukan senyum Yoona ku yang tulus, karna sudah lama sekali aku tidak mendapatkan itu yang kudapatkan sekarang adalah tatapan benci darinya setiap melihatku.
yong apa kau merasakan seperti yang aku rasa? Ahh ku rasa bahkan kau tidak menangis, lihatlah matamu tidak terlihat bengak sedikit pun.
Tanpa terasa bibirku menyunggingkan sebuah senyuman ketika Sekilas bayangan masa lalu yang indah itu mampir di benak ku. masa masa dimana aku Yoona dan yoojin bermain layangan ditaman, mendengar ocehannya ketika aku dan yoojin terlalu asik bermain game hingga lupa untuk makan malam dan mengerjakan tugas kantorku. Dan kegiatan baru ku seminggu belakangan ini adalah mencium kening yoona ketika ia tengah tidur terlelap hanya ini yang bisa ku lakukan di akhir perjalanan pernikahanku dengannya. Yaa walaupun proses perceraian kami sedang berjalan kami tetap tidur seranjang, kami sepakat untuk tetap tinggal serumah sampai kami resmi bercerai. Yoona tidak ingin yoojin merasa tidak nyaman dengan perpisahan ini. tentu saja aku menyetujuinya karna pada dasarnya aku juga tidak ingin berpisah dengan istriku yang cantik dan sexy itu, hati ku tidak bisa berbohong, aku masih mencitainya bakan sangat mencintainya

Tak lama pengacara song membuyarkan lamunanku, mengatakan bahwa persidangan ditunda selama 10 menit. Ahh baiklah aku bahkan berharap persidangan ini dibatalkan. Ntah angin apa yang membawaku hingga kulangkahkan kaki ku ke arah wanita dengan stelan kemeja blezer coklat yang sedari tadi tertunduk menatap layar handphone nya itu.

“mana superman kesianganmu itu?” ucapku berdiri dihadapannya, ia hanya melihatku sekilas lalu kembali menatap layar handphonenya tanpa menjawab pertayaanku sedikitpun.

“aku akan menjemput yoojin nanti” lanjutku dengan nada dingin, karna merasa kehadiranku tidak dianggap olehya, kuputuskan untuk kembali ketempat duduk ku dan meninggalkan yoona yang masih asyik dengan Iphone pink nya

“Tidak perlu!!” langkah ku pun terhenti ketika mendengar jawaban yoona barusan. Oh aku pikir ia tidak akan pernah mau bicara denganku lagi

“apa maksudmu tidak perlu? Yoojin itu anak ku, tentu saja aku bisa menjemputnya kapan pun”

ia pun berdiri menghadapku, kali ini aku bisa melihat ada sebuah kebencian yang begitu dalam dimata yoona
“mwo? anak mu? Apa kau masih pantas disebut ayah yoojin jika mengingat perbuatan menjijikan mu itu Lee-Dong-hae-Ssi?” ucap yoona dengan penekanan dibagian ia menyebut namaku. Ku kepalkan tanganku, ingin sekali aku meninju sesuatu untuk melampiaskan amarah ku yang sudah di ujung batas. Siapa yang dikatakannya selingkuh? Apakah ia sedang menyindir dirinya sendiri. baiklah aku harus menahan emosiku, mood ku sedang tidak mendukung untuk bertengkar dengannya, apa lagi ditempat seperti ini.

“wae?? Kau ingin menamparku? Tidak baik mengepalkan tanganmu seperti itu. tamparlah, aku yakin jika kau melakukannya jaksa pasti mengabulkan perceraian kita” jawab yoona dengan enteng, ku balikan tubuhku dan meninggalkan yoona yang masih berdiri. aku sungguh tidak kuat menatap matanya yang penuh amarah ‘mianhae yong aku tau kau lebih banyak terluka dari pada aku’ teriakku dalam hati.

Other place
Author POV
“yoojin-aa!!!” teriak seorang wanita paruh baya sambil melambaikan tangannya ke arah segerombolan bocah yang baru saja keluar dari gerbang sekolah.
“bibi jung!!!!” dari segerombolan bocah yang keluar gerbang sekolah, terlihat seorang tubuh mungil berlari kearah yeoja separuh tua yang dipanggilnya bibi jung tersebut.
“eomma eodiga?” lanjutnya, wajahnya yang polos mungkin bisa membuat siapa saja yang melihatnya akan meneteskan air mata. Bagaimana bisa diumurnya yang meginjak 4 tahun harus menerima pahitnya perpisahan orang tuanya.
“eomma dan appa sedang ada urusan, nanti kita bertemu dirumah kajja” yoojin pun mengangguk seraya mengikuti tiap langkah bibi jung. Bibi jung adalah wanita yang sudah merawat yoojin dari kecil, bahkan dari bayi jika Yoona dan Donghae masih dikantor dan sibuk dengan pekerjaan masing masing, bibi jung lah yang menjaga yoojin.

Sepanjang jalan bibi jung terus mengajak yoojin mengobrol, mengingat jarak dari sekolah yoojin dan halte pemberhentian bus agak jauh ia takut yoojin kebosanan karna sepanjang hidup yoojin ia tidak pernah berjalan jauh ia selalu dijemput Yoona atau pun supirnya donghae. Namun untuk kali ini ia harus menaiki bus
“bibi jung, aku lapar” ucap yoojin tiba-tiba setelah mereka sampai dihalte
“eoh benarkah? Hey perut Lee yoojin bertahanlah sampai kita dirumah” canda bibijung seraya mengelus elus perut yoojin dengan suara sedikit dibuat seperti suara anak kecil
“aku mau jjangmyeon”
“baiklah tuan muda, nanti akan bibi buatkan. Ne” goda bibi jung lagi
“shirrroooo, aku mau jjangmyeon yang ada dikedai itu” yoojin pun berdiri seraya menunjuk kearah kedai sedikit lusuh yang ada disebrang jalan.
“omo omo”
Melihat yoojin berdiri tanpa aba-aba bibi jung pun segera menarik tangan yoojin. Ia takut karna bisa saja sewaktu sewaktu yojin berlari keseberang jalan
“aku mau jjangmyeon disana” yoojin pun mulai merengek seraya menarik narik tangan bibi jung, hingga tanpa terasa seretan tangan yoojin membawa dirinya hampir kepinggir jalan
“yoojin, ini bukan tempat penyebrangan jalan sayaaaaang, yoojin-aa… yooj~”

‘slept’ genggaman tangan yoojin terlepas begitu saja hingga ia terlempar ketengah jalan dan

‘bukkkkhhhh” tidak ada yang bisa menghindari kecelakaan itu, semua terjadi begitu cepat. Tubuh mungil yoojin terpental setelah sebuah sedan hitam berkecepatan tinggi menabraknya.

“andweeeeeeee!!!!”

Kantor pengadilan
Yoona POV
“dengan ini kami memberikan kalian waktu selama sebulan untuk memperbaiki rumah tangga kalian”
Dug!! Dug!! Dug!! Bunyi palu yang diketuk hakim, mengisyartakan bahwa keputusannya sudah tidak bisa dirubah. Ku lirik wajah Donghae oppa yang sedang duduk disebelahku. Apa lagi yang bisa diperbaiki, aku denganya bahkan sudah tidak ada cinta lagi.

‘DEG’ eo ada apa ini mengapa perasaanku tidak enak? kuusapkan tanganku didada, ntahlah jantungku terasa berdetak lebih cepat.
Aku pun bangkit dari kursi ku meninggalkan orang yang sebentar lagi akan menjadi mantan suamiku, ia masih terduduk disana, aku yakin ia pasti tidak terima dengan penguluran waktu ini.

Aku pun pun mengambil arah keluar kantor pengadilan ini, aku harus cepat sampai rumah.. aku sudah merindukan jagoan kecil ku itu. hari ini aku tidak menjemputnya, ahh kasian ia harus naik bus bersama bibi jung. “Yoojin-aa eomma pastikan kita akan tetap bahagia walau tanpa appamu” ucap batinku.
Ku rogoh tasku, untuk mengambil handphone yang semenjak tadi ku silent.

“yooong!!!”
“eo?” langkahku pun terhenti setelah kurasakan sebuah tangan besar menarik lenganku. oppa? Ada apa dengannya? wajahnya terlihat pucat?
“kita harus kerumah sakit sekarang” ucap hae oppa dengan tergesa gesa seraya menarik tanganku, aku masih bingung melihatnya. Dengan segera kutepis tanganku dari genggamannya
“ada apa denganmu, hah!!!!” teriak ku, yang sontak membuatnya menatap ku tajam
“Yoojin kecelakaan dan kau masih mau bertengkar dengan ku dalam keadaan seperti ini yong?” apa katanya? Yoo jin kecelakaan, apa dia bercanda. Aku hanya terkekeh mendengar ucapannya
“ayah macam apa kau membuat putramu sendiri sebagai lelucon? Bibi jung sudah menjemputya dan yoo jin ada dirumah saat ini!! kau tau” aku pun membalikan tubuhku, mencoba untuk mengabaikan Pria bodoh itu yang masih berdiri didepan mobilnya
“ahh” tanpa aba-aba hae oppa menarik ku kasar dan masuk kedalam mobil bersamanya.

“ke seoul hospital sekarang!!” ucap hae oppaa
Mwo apa yang dia lakukan, aku bahkan tidak sempat untuk lari keluar karna supir pribadi hae oppa langsung melajukan mobilnya. Tentu saja aku merasa ini seperti tindak penculikan, dengan segera aku merogoh tas ku mencari keberadaan handphone yang sedari tadi tidak kudapatkan. Aku berencana untuk menelpon pengacara ku mengadukan atas apa yang calon mantan suamiku lakukan saat ini.

“eo?” gumamku sendiri setelah melihat ada 10 panggilan tak terjawab serta 2 pesan masuk
DEG!!! Lagi lagi perasaan tidak enak itu muncul, kesepuluh panggilan tidak terjawab itu rata-rata dari ibu mertuaku, sedangkan dua pesan masuknya dari ibuku, aku pun mengecek dua pesan masuk tersebut

“Yak!!! mengapa kau susah sekali dihubungi!! Yoojin kecelakaan dan ia sekarang dilarikan ke seoul hospital”

“Apakah perceraian mu begitu penting? Yoojin sekarang sedang kritis tapi kau belum juga datang!!”

Setelah membaca pesan terakhir itu, aku merasa seluruh persendianku seperti mati rasa. Bahkan tanganku sudah tidak mampu mengenggam iphone ini.
“tidak mungkin ini pasti tidak nyata, andwe andwe andweeeeeeeeeeee!!!!” teriak ku yang sontak membuat donghae oppa menoleh kaget ke arah ku
“apa kau baru tau? Eoh?? Ibu macam apa kau ini?” ucapnya, aku sedang tidak dalam mood untuk membalas perkataaanya barusan, otak ku masih mencerna bagaimana mungkin ini bisa terjadi. Dan tadi ibuku mengatakan yoojin kritis?
Yoojin, eomma tidak akan memaafkan diri eomma jika sesuatu terjadi padamu nak.
Tes.. air mataku pun terjatuh, aku bahkan tidak punya kekuatan untuk mengusap air mataku. Tanganku masih tergeletak tak bertenaga sedangkan Mata ku menatap lurus menerawang bagaimana keadaan yoojin saat ini,apakah ia sedang merintih kesakitan sekarang, apakah ia mendapatkan perawatan yang baik….

“kita sudah sampai, mau sampai kapan kau melamun hah?” lamunanku pun buyar setelah melihat donghae oppa ada di depan pintu menyuruhku untuk keluar sambil mengulurkan tangannya, mungkin ia bermaksud untuk membantuku keluar dari mobil.
Segera kutepis uluran tangannnya, karna aku pikir aku pasti kuat untuk berdiri dan jalan. namun belum sepenuhnya aku berdiri kepalaku terasa pusing dan kedua kaki ku seperti tidak mampu menopang tubuhku lagi. jika hae oppa tidak segera menangkap tubuhku mungkin aku sekarang sudah terjatuh tergeletak.
“lepaskan, aku masih bisa berjalan sendiri” akhirnya aku mencba untuk menguatkan diriku dan segera mencari ruang UGD dari rumah sakit ini, walau persendian ku masih terasa lemas, aku tetap tidak ingin tangan pria itu menyentuhku.

Setelah 15 menit berkeliling akhirnya aku sampai disebuah persimpangan,
“eomma” teriak hae oppa, aku menoleh ke arah lorong disebelah kananku terlihat ibuku yang sedang terduduk lesu dikursi ruang tunggu, segera aku berlari kearah mereka. Seperti yang terlihat diruang tunggu ini ada kedua orang tuaku, Yuri eonnie, ibu mertuaku, bibi jung juga ada disini, ia seperti tidak berani melihatku, dan ada satu pria paruh baya ntahlah aku tidak mengenalinya mungkin ia sedang menunggu kerabatnya juga.

Kudekati tubuh ibuku yang masih tersender lemah dibahu yuri eonnie, Namun sepertinya kedatanganku dan donghae oppa tidak disambut baik oleh ayahku.
“Apa kalian sudah puas, melihat yoojin seperti ini. hah? untuk apa kalian kemari?” aku hanya bisa berdiri kaku dengan ucapan ayahku barusan, ntahlah rasanya aku pun merasa tidak pantas untuk berada disini. jika ibu mertuaku tidak menahannya mugkin saat ini sebuah tamparan panas sudah mendarat di pipi donghae oppa.

2 hours later
Sudah 2 jam berlalu tapi pintu mencekam itu belum juga terbuka. Bibi jung sudah menceritakan semuanya padaku, ternyata pria paruh baya yang duduk disebelah bibi jung itu adalah orang yang sudah menabrak yoojin, ia pun sudah meminta maaf dan berjanji akan bertanggung jawab atas semua tanggungan biaya, donghae oppa bahkan hampir menghabisi pria yang menabrak yoojin itu, jika tidak ada yang menghalangi, pria itu pasti sudah habis dibuatnya. Aku hanya bisa diam dan menangis, apalagi yang bisa kulakukan? Walaupun pria itu dijatuhkan hukuman berat apakah bisa mengembalikan yoojin seperti semula?
‘Yoojin!! eomma disini mendoakanmu, berjuanglah’ lirih batinku.
Hingga sekarang aku masih tidak berani menegur ibuku, aku bahkan berada di tempat duduk jarak 3 meter dari keluarga ku. aku sendiri duduk disini sementara donghae oppa masih berdiri didepan ruangan itu, wajahnya masih terlihat pucat.

‘drrrrt…drrrrt’
SIWON’S CALLING

Ini sudah yang kesekian kalinya siwon oppa menelpon ku, aku tidak ada keberanian untuk menjawabnya. Apalagi memberitahukan keadaan yoojin, jika ia tau, ia pasti datang kemari dan semakin memperkeruh keadaan karna pada dasarnya ayahku sangat sangat tidak menyukai siwon oppa.

‘beep’ akhirnya ku putuskan untuk menNon-aktifkan handphone ku, aku akan fokus dengan keadaan yoojin. Tidak ada yang lebih penting dari keadaan yoojin.

Donghae pov
Sudah dua jam tapi belum seorang pun yang keluar dari ruangan ini, berkali kali aku mengintip kedalam tapi tetap saja tidak ada yang bisa kulihat, dan tidak terdengar suara apa pun paling tidak jika aku mendengar tangisan yoojin aku masih bisa tenang. Tapi ini benar-benar hening, aisssssh orang yang didepan ku saat ini ingin sekali aku membuangnya ke laut, ia adalah Orang yang sudah menabrak yoojin. ia hanya bisa meminta maaf dan menundukan kepalanya, aku hampir membunuhnya tadi jika ayah mertuaku tidak mengalanginya.

Ku helakan nafasku, ntahlah ini yang keberapa kali. Tanpa sengaja mataku menangkap pemandangan miris diujung lorong. seorang yeoja berambut panjang dan kurus sedang terduduk lemah dan menyendiri, aku sungguh tidak tega melihatnya, disaat seperti ini ingin sekali aku memeluknya dan memberikannya semangat. Ahh apa yang aku pikirkan, ia pasti sudah diberikan semangat oleh si brengsek itu. lihatlah ia bahkan terus menggengam handphonenya, assssh aku penasaran apakah yoojin ada dipikirannya saat ini? atau si brengsek itu?

~ceklek~

Ditengah lamunanku pintu yang sedari tadi kutunggu-tunggu pun terbuka.
“dokter jang, bagaimana yoojin” dengan cepat aku menghampiri dokter yang sudah amat ku kenal, dokter jang adalah dokter yang sering menangani keluargaku.

Dokter jang menundukan kepalanya, apa maksudnya ini. aku sangat berharap ia membawa kabar baik
“kami sudah berusaha, namun sepertinya kecelakaan yang dialaminya begitu parah. Yoojin kehilangan banyak darah dan saat ini…..”
~DEG~
“yoo… yoojin berhasil melewati masa kritisnya kan dok?” lirih ibuku dengan suara bergetar

“nyonya Lee, mianhamnida!! Ternyata tuhan lebih sayang pada yoojin. Ku mohon tabahkan hati kalian”

(backsound ; DBSK – Magic castle)

Apa? apa katanya? Ini mimpi bukan? Yoojin tidak mungkin, yoo.. yoojin baru tadi pagi aku memangkunya dan sarapan bersamanya, bahkan suara mungilnya memanggil ku appa masih terngiang. Aku juga sudah berjanji akan membelikannya game starcraft yang baru minggu ini. yoojin anak yang kuat ia tidak mungkin pergi meninggalkanku. Dan mengapa Semua orang yang ada disini hanya bisa menangis, apa mereka percaya kalo putraku sudah tiada? Tidak mungkin, ini pasti salah.

“Andweyo” ku tolehkan kepalaku ke sumber suara tersebut, orang yang menabrak yoojin hanya bisa mengangakan mulutnya tidak percaya. Benar-benar aku sudah tidak bisa menahan emosiku. Segera kutarik kerah kemeja orang tersebut dan mengepalkan tanganku diudara bersiap untuk meninju mukanya. Namun belum sempat kepalanku mendarat dimukanya terdengar teriakan ibu mertuaku

“yoooooong!!!!!!”

yoona pingsan, membuatku melepaskan kepalanku dan segera mengangkat tubuh yoona. Lagi lagi orang yang menabrak yoojin ini selamat dari tinjuanku. Kutatap wajah yoona, tampak begitu pucat dan lembab oleh air mata, mungkin semenjak tadi ia hanya bisa menangis. Ku baringkan tubuhnya kedalam ruangan yang tidak jauh dari rungan UGD. Dokter jang pun langsung memeriksa keadaan orang yang sangat aku cintai ini
“bagaimana kondisinya dok?” tanyaku dengan nada khawatir, aku bahkan terus menggenggam tangan yoona yang dingin.
“kondisinya sangat lemah, denyut jantungnya juga tidak stabil. Ia pasti sangat shock dengan kejadian ini. tolong setelah ia sadar jangan biarkan ia kelelahan” jelas dokter jang dengan nada berat. Diruangan ini hanya ada aku dan yuri, sedangkan ibu dan kedua mertuaku mungkin mereka sedang melihat yoojin.

Ku usapkan tanganku dikepala yoona, sementara para suster mulai menancapkan alat infus ditangan kanannya.
Yong!! ku mohon kuatlah, melihatmu seperti ini aku tidak bisa. Aku juga tidak percaya yoojin akan meninggalkan kita secepat ini, aku tau perasaanmu lebih sakit dari yang kurasa.
~chuu~ ku kecup punggung tangan kiri yoona dengan lembut. Berharap aku bisa mentransfer tenagaku terhadapnya.
“biar aku yang menjaganya, kau sekarang pergilah melihat yoojin” ucap yuri, yang sukses membuyarkan lamunanku.
“yuuuul~” kupeluk tubuh orang yang sudah aku anggap sebagai noonaku ini
“donghae-aa tabahkan hati mu, yoojin sudah bahagia bersama tuhan disurga.. sekarang pergilah, ucapkan kata perpisahan yang manis untuknya. Arraso”
~tesss~ air mata hangatku pun menetes membasahi bahu yuri, apa yang bisa aku katakan pada yoojin. Ini terlalu cepat aku masih belum bisa percaya putra kecil ku itu sudah pergi

***
Dengan langkah berat ku masuki ruangan yang penuh dengan isakan tangis ini, bau obat obatan dan suhu udara diruangan ini membuaku berat untuk melangkahkan kaki.
Ku dekati Tubuh mungil yang terbaring lemah itu, ia terlihat pucat dan kaku seperti bukan yoojin. Yoojin yang ku kenal selalu ceria dan tidak bisa diam tapi sekarang kaku dan tanpa raga.
“yoo… yoojin-aa” ucapku membuka suara
“bangunlah, appa janji akan memberikan permen dan coklat sebanyak yang kau mau. Eo, atau kau mau yang lain? kita pergi keluar negri? Appa akan menuruti semuanya. Atau disney land? Kau pernah mengatakan ingin pergi ke disney land bukan? Kita bisa pergi kesana jika kau bangun sekarang. yoojin-aa bangunlah appa mohoooooon. Hiks hiks” tangisanku pun pecah, ketika ku genggam tangan yoojin yang begitu dingin dan kaku. Aku masih tidak percaya tangan yang ku genggam ini adalah tangan yoojin.

“apa kau masih mau meneruskan perceraianmu setelah meliat yoojin seperti ini?” ucap ayah mertuaku, aku hanya bisa diam seraya mengeluskan tanganku dikepala yoojin. Ntahlah aku sedang tidak ingin memikirkan itu saat ini. air mataku masih tidak bisa berhenti mengalir, sekilas bayangan ketika yoojin berlari kearahku tadi pagi masih teringat jelas dibenak ku.

“donghae-aa ucapkan kata perpisahan mu”
“aku tidak bisa eomma~ aku tidak ingin berpisah dengannya, mengapa aku harus mengucapkan itu eoh?”
“jangan seperti itu, yoojin akan sedih nanti” timpal ibu mertuaku, aku hanya bisa menggelengkan kepalaku dengan lemah tanpa jawaban sepatah kata pun
“eomma yakin itu bisa membuatmu lebih baik!! cobalah donghae-aa” lanjutnya baiklah akan kucoba, ku tarik nafasku mencoba untuk menguatkan diriku sendiri.
“yoo.. yoojin-aa!! a..appa akan merindukanmu, appaaa hiks~” ku coba untuk mengucapkan kata perpisahan untuk yoojin, namun ucapanku terhenti ketika emosi ku tiba-tiba naik
“cukup, seperti itu sudah cukup. Yoojin pasti bahagia mendengar kata perpisahanmu” ucap eommaku..

Namun menurutku ini belum cukup, ku tarik lagi nafasku panjang, mencoba untuk mengatur emosiku
“appaa sangat mencintaimu!! a…appa tidak akan pernah melupakanmu, Lee yoo jin akan tetap menjadi anak kesayangan appa. Yoojin-aa kau harus… kau ~hiks~ kau harus sering mengunjungi appamu ini didalam mimpi. Arrasso”

Ku kecup kening yoojin dengan penuh kasih sayang, mungkin ini terakhir kalinya appa bisa memberimu kecupan, “saranghae Lee yoojin” bisik ku lembut ditelinga kiri jagoanku ini. Ntahlah ini khayalan ku atau tidak, yang pasti aku bisa melihat bibir yoojin seperti sedang tersenyum kearahku, kau pasti bahagia disana, tidak perlu lagi mendengar setiap appa dan eomma mu ini bertengkar lagi.

Yoona POV
Other place

Ku buka perlahan mataku, bibirku pun menyunggingkan senyum setelah melihat seorang anak laki laki berpakaian serba putih berlari dan berteriak kearahku. “eommaaaaa~” , Lee yoojin wajahnya benar-benar damai dan bercahaya..
“kau kemana saja sayang? Eomma merindukanmu,eum!!” ku peluk tubuh yoojin, aku merasa bahwa aku sudah lama sekali tidak memeluk tubuhnya yang hangat.
saat aku sedang menikmati pelukan yoojin, tiba-tiba ia melepaskan pelukanku dan mengusap kedua pipi ku. “eomma jangan menangis lagi”
“eum?!? eomma tidak menangis sayang” jawabku seraya menatap kedua mata yoojin,
“kalau begitu selanjutnya berjanjilah tidak menangis lagi” lanjut yoojin, aku pun tersenyum melihat jagoan kecil ku ini, kata katanya barusan seperti orang dewasa
“arraso tuan Lee” ku pencet hidungnya dengan gemas.

Yoojin pun menarik tanganku dan mengajak ku berkeliling taman ini, tempat ini begitu asing dan sepi, oh bahkan hanya aku dan yoojin disini, ntahlah dari mana yoojin tau tempat sebagus ini. sepanjang perjalanan ku dan yoojin, dikelilingi taman bunga yang indah, banyak kupu kupu juga bertebangan dengan anggunnya seolah mengiringi perjalanan kami.
“ahh yoojin, eomma lelah.. bagaimana kalau kita duduk disitu” ucapku seraya menunjuk sebuah kursi taman yang berada tidak jauh dari tempat ku dan yoojin berdiri

Yoojin pun mengangguk dan menuruti ku untuk istirahat sejenak, sesungguhnya aku masih ingin mengelilingi taman ini. namun sepertinya baru beberapa meter saja aku rasanya sudah lelah sekali.
Ditaruh yoojin kepalanya dipangkuan ku, sudah bisa kutebak anak ini pasti ingin bermanja manja denganku. Ku belai kepala yoojin dengan lembut, seburat senyuman pun meluncur indah di bibirku setiap aku melihat yoojin aku seperti melihat bayangan donghae oppa sewaktu kecil. Begitu manis dan tampan.

“apa eomma sedang memikirkan appa?” yoojin membuyarkan lamunanku, bagaimana ia bisa tau? apakah tersirat jelas diwajahku kalau aku sedang memikirkan ayahnya?

“eoh!! eomma membayangkan andai saja appa ada disini bersama kita, pasti akan lebih lengkap”

“kalau begitu eomma tidak boleh berpisah dengan appa” mendengar ucapan yoojin barusan tenggorokan ku terasa tersedak, apa yang harus ku katakan padanya sekarang? dan bagaimana ia bisa tau?

“eommaaaa~ berjanjilah” rengek yoojin lagi, aku pun tersenyum dan mengangguk. Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, hanya anggukan yang bisa kulakukan walau itu bukanlah perwakilan dari jawabanku.

“baiklah kalau begitu yoojin bisa tenang, appa pasti akan menjaga eomma dengan baik. ahh iya aku hampir lupa eomma juga tidak boleh lagi menangis dalam gelap. Jika aku tidak ada dan eomma sedang sedih pergilah mencari appa dan menangis dipundaknya”

“omoooo jagoan eomma ternyata sudah dewasa”
“tentu saja, ini kan berkat eomma yang luar biasa dan appa yang hebat” aku tertawa mendengar jawaban yoojin barusan. Dapat dari mana ia kata-kata seperti itu

“eomma!! Yoojin sudah bertemu dengan haraboji” lanjutnya lagi, seraya bangkit dari pangkuanku

“tentu saja, bukankah baru kemarin haraboji dan halmoni kerumah kita?”

“aniyooo, haraboji yang satu lagi. orang yang ada di foto bersama appa sewaktu appa masih kecil” ahh aku mulai menangkap arah pembicaraan yoojin,mungkin yang dimaksud adalah ayah dari donghae oppa. donghae oppa memang rajin memperkenalkan ayahnya terhadap yoojin walau hanya dengan foto.

“benarkah? Seperti apa dia?” tanya ku penasaran, karna jujur saja aku tidak percaya dengan omongan yoojin, bisa saja bocah ini hanya halusinasi

“ia seperti malaikat, bercahaya dan terang. Wajahnya juga sangat mirip dengan appa. Sebentar lagi ia juga akan kesini dan menjemputku”

“eo? menjemput?” ku kerutkan keningku, apa maksudnya menjemput?

“Lee yoojin!” ditengah perbincangan ku dengan yoojin tiba tiba terdengar suara berat memangil yoojin dari arah belakang ku, dengan reflek aku dan yoojin melihat kearah sumber suara tersebut.
“harabojiiiiii!!!!” teriak yoojin riang, belum sempat aku menarik tangan yoojin tapi ia sudah terlanjur berlari kearah pria yang berdiri terang di belakangku. Wajahnya seperti tidak asing bagiku
“eomma, lihatlah ini haraboji yang aku ceritakan. Ia seperti malaikat bukan” aku hanya terpaku melihat pemandngan dihadapanku, ia adalah ayahnya donghae oppa. jadi maksud yoojin menjeput tadi? Andwe!!

“yoojin-aa kembali lah dengan eomma sayang, haraboji mu akan pergi jauh. Kau tidak boleh ikut, kau harus ikut eomma” dengan setengah mati ku bujuk yoojin agar ia ikut dengan ku, tapi ia hanya tersenyum ke arahku dan menggelengkan kepalanya
“eomma saranghae!!” jawab yoojin dan melambaikan tangannya.
“yoojin-aa kajimayoo, yoojin-aa!!! andweeee” teriak ku seiring bayangan yoojin yang semakin jauh dan menjauh

Normal place
“andwee lee yoojin. Hiks~” dan semua berubah menjadi gelap, tidak ada lagi taman, kupu-kupu, dan cahaya terang. Yang aku rasakan hanya sakit dalam tubuhku dan bau obat-obatan yang menyengat hidungku
“Yooong” terdengar suara yang sangat ku kenal memanggil ku. perlahan aku pun mencoba membuka mataku yang terasa sembab dan berat. Kutatap sekelilingku, ada sebuah botol infus tergantung diatas kepalaku, dan yuri eonnie bediri disebelahku
“yooong, kau sudah sadar?” tanya yuri eonnie, aku hanya memejamkan mataku dan mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya.
“yoojin, eodigaso?” lirih ku
“yoo..yoojin…~” aku pun mencabut selang infus ditanganku, dan bersiap untuk bangun dari tempat tidur
“apa yang kau lakukan yoooong?” yuri eonni pun menahan tanganku, namun aku sudah terlanjur mencabut selang infus dan punggung tangan kananku pun sudah mulai berlumur darah, rasa sakit ditanganku ini tidak sebanding dengan sakit yang kurasakan setelah kehilangan yoojin.
“aku mau melihat yoojin” ku kumpulkan seluruh tenagaku untuk melawan pertahanan yuri eonnie. Namun keadaan ku terlalu lemah, aku merasakan kepalaku pusing dan akhirnya tubuhku terjatuh lagi ditempat tidur.
“kondisi mu masih lemah yong, dokter tidak mengijinkan mu untuk banyak bergerak”
“eonnie aku hanya ingin melihat anak ku untuk terakhir kalinya~” ucapku dengan suara bergetar, air mataku terus mengalir saat ini seiring dengan darah dipunggung tanganku
Slept~ yuri eonnie memeluk ku
“Aku mengerti yong, tapi kumohon jangan sakiti dirimu seperti ini” aku bisa merasakan bagian pundak kananku terasa hangat dan basah, aku tau yuri eonnie menangis namun ia tetap berusaha menegarkan ku.
“eonnie, tadi aku melihat yoojin dijemput ayah mertuaku. Didalam mimpiku yoojin sangat bersinar seperti bintang. Aku merindukannya”
“benarkah? Itu berarti ia bahagia disana, jadi kau harus menguatkan hatimu. Ne~” jawab yuri eonnie dengan suara bergetar.

“yul….~ eo? yong bagaimana keadaanmu nak?” yuri eonnie pun melepaskan pelukannya ketika mendengar namanya terpanggil, ibuku masuk menghampiriku dengan mata sembab dan wajah yang kusut. Segera kupeluk tubuhnya “eommaaaaa~ katakan bahwa ini mimpi.. aku tidak mau kehilangan yoojin hiks~” tangisan ku kembali pecah seiring pelukan hangat yang diberikan ibuku.
“menangislah yong hingga kau puas, eomma tau ini tidak mudah untukmu” ucap ibuku seraya mengusapkan tangannya dikepalaku, aku terus menangis dipelukannya hingga aku kehabisan tenaga dan lelah.

3weeks later
H&G coffee
Author POV
Ditengah udara dingin seoul terlihat seorang yeoja tinggi dan kurus memakai mantel coklat mulai menyeruput kopinya yang hangat. Ia sedang menunggu seorang yeoja yang notabene ya adalah penghancur rumah tangga nya dengan lelaki yang sudah 5 tahun dinikahinya. Sesungguhnya ia tidak ingin bertemu dengan yeoja yang menurutnya menjiikan itu, namun pada akhirnya hati yoona pun luluh dan menyetujui permintaan sica untuk bertemu siang ini di café.
Setelah 5 menit kemudian orang yang ditunggu nya pun datang, dengan craft merah membalut lehernya dan mantel putih yang digunakannya, ia terlihat cantik dan lembut bahkan hati yoona pun berkata seperti itu sehinga ia tidak heran jika suaminya ini bisa berpaling dengan wanita seperti sica.
“Maaf, apa kau sudah menunggu lama?” ucapnya seraya menarik kursi untuk dirinya dan bersiap untuk duduk dihadapan yoona
“cepatlah katakan apa maumu!” yoona dengan ketus
“aku turut berduka atas kepergian yoojin”
“cih!! Kau membuang-buang waktuku” melihat sica memasang wajah memelasnya membuat yoona tau maksud pembicaraannya ini, ia pun beranjak mengambil tasnya dan bersiap untuk pergi meninggalkan yeoja yang menurutnya menjijikan dibanding sampah sekalipun
“eonnie!! Chankkamanyo”ditarik sica tangan yoona, yang membuat yoona membulatkan matanya terkejut dengan sebutan namanya
“mwo? kau memanggil ku apa? sejak kapan ibuku melahirkan yeoja seperti mu, hah?”
“m..mian!! duduklah sebentar, hanya 10 menit. Jebal”

Yoona pun kembali duduk ditempatnya, dan menyirup lagi kopi hangatnya. Sepanjang sica berbicara tidak sekalipun yoona memperhatikannya, bahkan ia tidak mengijinkan mata indahnya menatap yeoja yang ada dihadapannya ini.
“aku kasihan melihat keadaan donghae oppa saat ini, semenjak kepergian yoojin ia kehilangan senyumnya dan bahkan ia sering memarahi semua pegawai dikantor tanpa alasan. Awalnya aku pikir ini hanya sementara. Tapi sejak kemarin pagi, untuk pertama kalinya aku melihat donghae oppa menangis sambil menatap foto keluarga kecil kalian diruangannya. Aku bisa merasakan sakit yang dialami donghae oppa. itulah sebabnya aku memaksamu untuk bertemu yoona-ssi” yoona terlihat tidak mempedulikan ucapan sica barusan, ia malah mengeluarkan iPhone putihnya dari saku mantel
“yoona-ssi apa kau masih peduli dengan donghae oppa?”
“apa perlu aku menjawabnya?”
“Donghae oppa sangat membutuhkan orang yang peduli dengannya saat ini. tidak ada yang tau kalau dia itu seperti krystal yang Terlihat indah dan kuat namun ia rapuh”

“orang yang kau panggil oppa itu, kau sepertinya tau banyak tentangnya! Mengapa bukan kau saja yang menghiburnya? Bukankah selama ini kau memang wanita penghiburnya? Ahh ya aku ingat pria itu pasti sudah bosan dengan mu, betulkan? Ahh~”

“donghae oppa tidak seperti itu! aku sangat menyayangi donghae oppa, itulah sebabnya aku peduli padanya. Aku bahkan pernah berpikiran untuk merebut donghae oppa dari mu. tapi apakah kau tau donghae oppa tidak pernah sekalipun menatapku sebagai wanita? Apakah kau tau walaupun ia bersama ku, hati dan pikirannya tetap kearahmu? Dan apakah kau tau setiap bertengkar denganmu ia berlari ke apartementku dan mabuk untukmu?” yoona masih bermain asyik dengan ipone nya, berpura pura tidak peduli dengan apa yang sica ucapkan barusan. Namun dalam lubuk hatinya ia merasakan sebuah sakit yang membuat nafasnya sedikit sesak, I hanya melontarkan rasa sakit itu dengan mengigit bibir bawahnya.

Akhirnya kepura-puran yoona runtuh karna rasa ingin taunya yang mendalam
“seberapa jauh hubungan kalian? Kau bilang ia ke apartement mu lalu mabuk? Apa kalian sudah melakukan hal yang akan membuatku semakin jijik?”

“tidak pernah sama sekali, kami memang tidur seranjang. Tapi donghae oppa tidak pernah menyentuhku sedikitpun walau dalam keadaan mabuk. Aku lah yang memeluknya, dan yang menciumnya ketika ia terlelap tidur. Um kau boleh memaki dan menyiramku dengan kopi panasmu yoona-ssi”

“beruntung aku bukan wanita seperti itu.. hah kopi yang kupesan ini terlalu mahal untuk ditumpahkan kewajahmu, dan kau terlalu buruk untuk diperhatikan semua orang yang ada dicafe ini jika aku menyirammu” slurpppt~ yoona pun menyirup lagi kopi hangatnya dengan santai, sementara disisi lain sica mencoba menguatkan dirinya dengan setiap penghinaan yang dilontarkan yoona, ia merasa pantas diperlakukan seperti ini. jika ia diposisi yoona mungkin ia sudah melakukan hal yang lebih dari pada ini.

“kumohon kembalilah pada donghae oppa, aku tau kalian masih saling mencintai. Dan aku tidak meminta agar Kau maafkan aku, karna aku sendiri benci dengan diriku, bagaimana bisa seorang jessica jung lulusan Ph.D new york menjadi orang ketiga dalam sebuah hubungan rumah tangga orang lain”

“baiklah, kurasa sudah 10menit lebih” yoona pun menarik tasnya, dan bersiap untuk berdiri namun tanpa aba-aba sica menggengam tangan kiri yoona yang masih tergeletak diatas meja
“pertimbangkan lah ucapanku barusan” ucap sica, yoona sempat terpaku untuk beberapa detik, namun ia merasakan sesuatu yang hangat mulai menggenang dipelupuk matanya membuat ia harus pergi dan tidak ingin yeoja yang menggengam tangannya itu melihatnya menangis.

***
Setelah pertemuannya dengan sica, yoona pun melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata dan dalam keadaan air mata yang mengalir deras. Ia masih mengingat setiap kata yang dilontarkan jessica tadi selama di café. Ia tidak tau harus berbuat apa saat ini. ia pun mengarahkan mobilnya ketempat dimana ia dapat merasakan kedamaian dan ketenangan yang selama 3 minggu terakhir ini sudah menjadi tempat favoritnya jika wanita muda ini merasakan kegalauan dihatinya.

Akhirnya ia sampai ditempat tujuannya, tempat ini begitu sepi namun damai. Dilangkah kan kakinya melewati gundukan gundukan tak bernyawa seraya membawa seikat bunga lili putih di tangan kanannya. Ia melangkahkan kakinya dengan tegar walau dalam hatiya tersisip sebuah rasa yang sakit jika mengingat bagaimana kemesraannya dengan yoojin dulu.
Namun langkahnya terhenti setelah melihat punggung seorang pria yang tidak asing baginya tengah berjongkok didepan pusaran yoojin.

“yoojin-a” ucap pria itu, yoona hanya bisa menatap dengan tatapan nanar dibaliknya. Ia sengaja tidak melanjutkan langkahnya, ia hanya berdiri dengan jarak 3 meter dibalik pria itu

“apa kau bahagia disana? Mengapa kau tidak pernah menemui appa didalam mimpi?…. appaneun jinjja bogoshiepo. Yoojin-a sebenarnya appa tidak ingin menceritakan ini padamu. Besok appa dan eomma akan resmi berpisah, kau pasti sedih mendengar ini. Ahh appadue (ayah juga)!!! Appa sangat mencintai eomma mu, melebihi apapun. Yoojin-a bisakah kau membantu appa agar eomma mu tidak direbut lelaki lain? Bisakah kau katakan pada eomma kalau appa sangat sangat sangat tidak ingin kehilangannya? Yoojin-aa mengapa kau diam saja? Jawab ppalii~ apa kau sudah tidak menyayangi appa lagi?” teriaknya dengan suara parau, sampai saat ini pria yang masih lengkap dengan stelan jas nya ini belum menyadari bahwa ada sepasang telinga yang mendengarkan setiap keluh kesahnya, dan sepasang mata yang sedang menangis untuknya.

“oppa!!! kojima!! Hiks~ hiks~” tanpa perintah mulut yoona berteriak dengan suara sedikit bergetar yang sukses membuat lelaki itu menoleh kearahnya. Yapp Lee Donghae, lelaki yang terkenal dengan kePlayboyannya dikala muda. Wajahnya terlihat putih pasi, dan terdapat lingkaran hitam yang jelas dipelupuk mata pria ini.

“eo? kau sudah datang? Aku sudah mau pergi, kemarilah sepertinya yoojin merindukanmu” donghae pun berdiri dengan mata yang sembab. ia bahkan berbicara tanpa melirik kearah yoona sedikit pun.

ketika tubuh mereka berpapasan, yoona memperhatikan setiap lekuk wajah pria yang sangat dirindukannya ini, ia menemukan guratan-guratan kesedihan dan sakit yang amat dalam. Semakin ia menatapnya semakin ia merasakan sesakit apa yang donghae rasakan.

‘slept’ Akhirnya tubuh mungilnya memerintahkan yoona untuk segera memeluk orang yang dicintainya ini. ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia juga masih mencintai Lee donghae.

“i…yong??” donghae sedikit terkejut dengan pelukan tiba-tiba yoona, ia bahkan hanya berdiri mematung saat ini. bukan karna ia tidak senang dipeluk yoona, justru ini luapan kegembiraan yang tidak bisa diungkapkannya karna menurutnya sudah lama sekali tidak merasakan dekapan hangat seorang im yoona.

“Apa kau kurang tidur? Mengapa lingkaran matamu begitu jelas? Pipimu juga sangat tirus, apa wanita itu tidak mengurusmu dengan baik? 3 minggu tidak hidup bersamaku, tubuh mu ini semakin kurus. Apa kau tidak perah makan? Apa kau diet? Berapa kali ku bilang diet itu tidak baik untuk tubuh! bahkan kau ti…~” yoona terus mengoceh tanpa melepaskan pelukannya sedikitpun, ia berbicara dengan setetes air mata yang mengalir dipipinya. namun ocehan yoona terhenti ketika ia merasakan sebuah tangan besar membelai rambutnya.

“Aku senang kau masih mempedulikan ku. Gomawo” ucapnya sambil terus membelai rambut orang yang sangat dirindukannya ini.

“tentu saja, ka~ ka~ karna sampai saat ini kau masih berstatus suamiku”
“apa kau menginginkan perpisahan itu?”
“tentuuuu….~”
“keu reu!! Sudah kuduga…~”
“tentu saja tidak!! Aku belum selesai bicara oppa. huh” potong yoona
“aku juga belum selesai bicara.. sudah kuduga istri ku yang cantik ini masih membutuhkan ku” merasa digombali yoona pun melepaskan pelukannya dan menatap donghae dengan sedikit mengerucutkan bibirnya.

“oppaaaa~” dipukulnya dada donghae dengan pelan, yang sukses membuat seburat tawa menghiasi wajah tampannya. Ini yang pertama kalinya setelah kepergian yoojin donghae mengeluarkan senyumnya lagi.

“Bogoshiepo!!” lanjutnya, dan kali ini donghae yang menarik yoona kedalam pelukannya
“nado bogoshiepo!!”
“yong!! Saranghae” bisiknya yang hanya dijawab dengan gumaman oleh yoona.
“eum, waeee~? Itu bukan jawaban yong” protesnya
“nado saranghae yoojinie appa” jawab yoona, kembali matanya terasa hangat dan menggenang. Namun yoona menahannya, ia tidak ingin dihari bahagianya ini ia terlalu banyak mengeluarkan tetesan air mata.

Mereka pun bersama sama duduk didepan pusaran bertuliskan nama Lee yoojin dengan saling bergandeng tangan. Donghae terus menggengam tangan yoona seolah tidak ingin kehilangan yeoja ini lagi.
“Yoojin-a mianhae tadi appa sedikit berteriak denganmu namun lihatlah sekarang appa bisa menggandeng tangan eomma mu lagi. gomawo yoojin-aa”
“eomma tau sekarang kau sedang tersenyum kan? Yoojin, u…eomma sangat merindukan ocehan mu. Hiks~” tangisan itu pun sudah tidak tertahan lagi, rasa rindu yoona terhadap yoojin sudah sampai tingkat yang paling maximal hingga ia tidak mampu menahan dirinya untuk menangis. Kali ini tanpa ragu-ragu Donghae menarik yeoja nya ini kedalam dekapannya, sudah lama ia ingin melakukan ini. mendekap yoona ketika ia sedang terluka dan terpukul.
“jagoan appa!!! Hidup bahagia dengan harabojimu disurga, ne!! eomma dan appa disini akan terus mendoakan mu dan tidak akan pernah melupakanmu!” isakan tangis yoona semakin hebat mendengar ucapan suaminya ini, air mata donghae juga sempat ingin keluar namun ia menahannya. Ia harus terlihat tegar didepan anae nya ini.
“Appa juga tidak akan menyianyiakan kesempatan kedua ini, appa akan terus menjaga eomma kita yang sexy ini agar tidak direbut orang lagi” canda donghae, yang sukses membuat yoona yang tengah terisak sedikit tertawa dengan ucapannya.

****END~

(backsound ; Beast – on rainy days)

Donghae POV
Pernah kah kau merasakan terjatuh dalam lubang keterpurukan? Seperti itu lah hidupku setelah kepergian yoojin. Semua gelap, tidak tau harus berbuat apa, dan tidak tau harus bagaimana untuk kedepannya. Aku baru menyadari semuanya setelah separuh dari hidupku pergi utnuk selama lamanya. Dan aku juga baru menyadari bahwa kecemburuan ku ini yang membuat jalan pikiran ku tidak searah hingga harus membuat sekertaris ku sendiri sebagai kekasih gelapku dan tanpa sadar telah menyakiti perasaan orang-orang yang aku sayangi. Sica akhirnya memilih resign dari perusahanku, awalnya aku menolak. Karna ia termasuk pegawai yang mempuyai background baik diperusahaan ini. ia beralasan ingin melupakan semuanya yang pernah terjadi, aku pun tidak bisa menahannya lagi. Hanya ini yang aku bisa lakukan sebagai permintaan maaf ku karna telah membiarkan diriku masuk terlalu daam dikehidupannya. Dihari terakhir kami bertemu sica meminta pelukan perpisahan dari ku, tentu saja langsung ku berikan pelukan terhangat yang ku punya.
Dalam hidupku saat ini yang terpenting adalah im yoona, sempat hampir berpisah dengannya adalah salah satu perjalanan terburuk dalam hidupku.
‘Yong!! Tetaplah seperti ini, aku sangat mencintaimu. Maaf karna pernah menyakitimu dan maaf atas sikap cemburu ku yang berlebihan. Aku berjanji setelah ini tidak akan ada lagi air mata kesedihan yang mengalir dipipimu, namun yang ada hanyalah air mata kebahagiaan yang mengiringi kita setiap saat. Saranghanda..’

Yoona POV
Aku senang akhirnya semua kembali seperti semula, walau tidak semua. Kepergian yoojin tetap akan menjadi goresan dilubuk hatiku yang paling dalam. setelah perceraian kami resmi dibatalkan, kami melakukan perjalanan ke eropa, mungkin ini yang disebut second honeymoon.
Kami seperti sedang melangkah dilembaran yang baru, yapp bisa dikatakan seperti pengantin baru dengan Morning kiss, piggyback, Aegyo, dan bergandengan tangan kemanapun.
donghae oppa juga menceritakan padaku bahwa sica sudah resign dan ia memberikan pelukan perpisahan untuknya, mendengar itu aku tidak marah aku justru senang donghae oppa bisa bersikap jujur. Hubungan ku dengan sica membaik, namun tidak dengan hubungan donghae oppa dan siwon oppa. ia masih dengan sikap cemburunya yang tinggi, itulah sebabnya aku mengganti nomerku dan bahkan sudah tidak pernah berhubungan lagi dengan siwon oppa.
‘Siwon oppa Jeongmal gomapta, kau adalah orang yang pernah mengisi hari-hariku ketika aku sedang terpuruk. Hubungan kita dimasa lalu biarlah menjadi kenangan yang indah. Sekarang aku sudah hidup bahagia dengan suamiku, aku sangat berharap kau juga dapat menemukan orang yang lebih baik dariku. Siwon oppa Anyongi~’

Lee Yoojin POV
Eomma appa!! Berjanjlah akan terus seperti ini, melihat kalian hidup bahagia yoojin sangat senang.
Appa tidak boleh membuat eomma menangis dan eomma tidak boleh membuat appa cemburu.
Mianhae yoojin tidak bisa bersama kalian hingga akhir. Namun yoojin bisa melihat kalian dengan tersenyum lebar dari sini bersama haraboji. ‘Eomma Appa Gomawo’

1 year later
‘uweeeek!!! Uwek!! Uwek!!’ dipagi yang hangat dikota seoul terdengar suara seorang wanita sedang berusaha untuk mengeluarkan sesuatu yang mendesak dari perutnya, namun ketika dimuntahkan hasilnya nihil.
“yong, gwenchanha?” tanya pria masih lengkap dengan piyama yang dipakaiya, ia terlihat khawatir dengan apa yang terjadi pada istrinya ini
“gwencha~ uweeeek!!!”
“aisssssh, kau bilang tidak apa apa tapi kondisimu mengatakan tidak. Aku akan ganti baju setelah itu kita kerumah sakit” yoona pun menahan tangan donghae
“waktu hamil yoojin aku juga seperti ini bukan? Ini adalah hal biasa bagi wanita hamil oppa”
“tapi kau seperti ini dari sejak subuh tadi yong, lihatlah wajahmu bahkan pucat, kau tidak mau makan dan minum susu. Aku tidak ingin kau dan bayi ku ini kenapa kenapa. Jadi kumohon menurutlah untuk kerumah sakit, ne” bujuk donghae,yapp setelah setahun akhirnya yoona kembali hamil. Donghae sangat menjaga kemahilan istrinya ini, membuat yoona sedikit tidak nyaman dengan sifat protectif yang diberikan donghae. namun ia menyadari donghae seperti ini adalah untuk dirinya dan kebaikan bayi mereka.
“Baiklah Tuan Lee, kita kerumah sakit sekarang” jawab yoona dengan senyum pucatnya…. Walau yoona sedang hamil, mereka tetap tidak melupakan yoojin. Hampir setiap minggu mereka mengenalkan yoojin kepada calon adiknya, dengan kata lain yoona dan donghae tidak pernah absen untuk mengunjungi tempat yoojin setiap minggunya.

*HAPPY ENDING~~~
Thx for reading, I love you all

80 comments on “The person that I loved (yoonhae couple ff) oneshoot

  • awal2nya kesel juga liat moment HaeSica zzz sedih pas yoojin meninggal tp seneeeeeeeng akhirnya YoonHae bersatu lagiiii tambah lagi dong YoonHae marriage life nya

  • iih jessica ngerusak rumah tangga org aja sih ,,,
    tapi gga pha” yang penting YOONHAE tetap bersatu,,,

  • waaaaaaaaaaaaaaa bacanya udah lumayan lama tapi baru bisa komen sekarang mhehehe ._.v
    sumpah demi apa kessseeeeel banget sama donge -.-
    ada yg kurang thor, gue baca ini udh 2 kali dan masih bingung sama ceritanya Yoona Siwon. mereka itu beneran selingkuh apa engga? kalo beneran ini 22nya yg salah tapi kalo engga, donghae beneran bodo banget -____-
    pls thor, kasih gue penjelasan atas pertanyaan gue. beneran aslining gue penasaran.

    • Bhahahahah iyaloh tadinya aku mau masukin kisah cintanya siwon yoona, tapi udah kepanjangan itu aja udah 20lembar. baiklah pada intinya si siwon masih suka sama yoona, tapi yoona nya kan udah punya donghae, jadi pada dasarnya yoona itu nganggep siwon cuma sebagai oppa, tapi siwon anggepnya beda. Jadilah sperti itu.
      Tapi kayanya bagus yaa bikin side story nya yoonwon.

  • Kereenn banget..
    Sedih, Kesal, Senang, Haru bercampur jadi satu.
    Author berhasil mengaduk – aduk perasaan readers.
    Pokoknya daebak lha~
    Four thumbs for you..!!
    Ditunggu FF YoonHae lainnya. 🙂

  • Annyeong, aku reader baru. ff nya daebak!!! *twothumbsup*
    Pas baca air mata sukses ngucur deres, rasanya pengen tau lanjutan ff ini gimana ade nya yoojin kaya apa. Hahaha gomawo ff nya ^^

  • sedih bgt,,, tp kekuatan cinta akhirnya mempersatukan yoonhae, aku ga prnh bosan ama ff ini, berkali2 aku baca tp ga bosan, cm pas moment hae ama sica aja aku agak sebel, sequelnya dg thor, bkn ff yoonhae lg dg yg terbaru, gomawo author 🙂

  • kyaaaa… author ff nya daebak!! sampe aku nangis nih!! hiks..hiks..*lebay YoonHae Jjang!! Daebak Author!! ga bisa bayangin Lee Yoon Jin seimut apa!! kyaaa pengen cubit pipi yoojin :*

  • Rasa’y campur aduk pas baca Ff ini,,,,, sedih karna yoojin pergi, tapi senang krna yoonhae Ъªªќ jadi pisah,,, speechless lah pokok,y
    DAEbAK ff’y

  • Keren bgt critanya thor . . !
    Awalnya ak kurng suka krna ak pkir pendeskripsian donghaeppa d sni jelek bgt krna slingkuh sma sica, tpi stlah d bca full, wah salut dh sma author yg uda bkin bnyk reader nangis . . Trmasuk aku
    Huhuhu

    Skali lg , top lha thor !
    Keep writing yh thor . .

  • daebak…….ffnya keren banget
    airmataku ngalir deres……..sukses banget deh thor …….dtunggu ff yoonhae berikutnya yang pasti lebih keren ……

  • biar g jdi siders,aku ikutan commen yah walaupun telat.
    Nice ff,i like yoonhae.:-)
    bwt author hwaiting,ditunggu karya yg laen kalo bisa bkin yesoo ya eon *ngarep

  • Dan gue nangis. Sial ! Gw bkan tipe cewek yg cengeng. Tp gw bner2 nangis.
    Ngeness,, apalg pas Yoojin mninggal. Hidup nya Yoona dan Donghae kaya ancur bnget.!
    Dan spanjang lagu ini, lagunya Beast yang On Rainy Days gak berhenti keputer di playlist. Makin nyeseekkk..
    Daebakk bwt yg bkin FF. Salam kenal ^^

  • Anjiiiir.. demi apapun. DONGHAE KOK GITI BANGET SIH. AH.. AKU AKUIN SIH.. CERITANYA BAGUS, AWAL2NYA AJA UDAH NYESEK-_- AH ELAH! SUAMI MACAM APA DIA >:OOOOO

    LANJUT BUAT FF THOR -_-V

  • Air mataku kering,
    benar benar menguras air mata
    sdih sekali tpi happy ending wlau tnpa yoojin
    pngen liat khdupan mrka stelah mempunyai ank bru mrka mksd.xa adik yoojin

  • ulala ini ff ngobrak abrik hati kesel emosi >_< sedih 😥 bahagia 🙂
    huaa Happy End . akhirnya Yoonhae ga jd pisah …
    nice story ..

  • Leave a reply to fanfiction2012 Cancel reply